Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Memaknai Gaya Hidup Nomaden ala Bos Telegram

22 Oktober 2017   15:13 Diperbarui: 16 Desember 2017   21:20 5357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pavel muda (sumber: www.rappler.com)

"Kebebasan bagi seorang CEO untuk mengelola perusahaan telah menurun perlahan-lahan. Sangat sulit tetap bertahan dengan orang-orang yang berbeda prinsip dengan awal mula perusahaan ini dibentuk," jelasnya saat itu.

Durov pun mengabaikan permintaan untuk datang ke persidangan sehingga pemerintah mengirimkan petugas polisi untuk menggrebek kantor VKontakte. Namun Durov sudah tidak ada di sana karena telah meninggalkan Rusia beberapa hari dengan penerbangan dari bandara Pulkovo.

"Saya tidak yakin memiliki niat untuk kembali dan menetap disana,"kata pria yang selalu menggunakan outfit hitam-hitam ini.

Membangun Telegram dan hidup nomaden
Sebelum meninggalkan Rusia, Durov bersaudara sudah memiliki rencana cadangan. Mereka diam-diam mendirikan perusahaan di New York dan menerbangkan beberapa karyawan setia VKontakte ke Amerika Serikat. Di sinilah ia mulai membuat proyek baru yang kita kenal sebagai aplikasi Telegram.

Aplikasi Telegram (sumber: www.finansialku.com)
Aplikasi Telegram (sumber: www.finansialku.com)
Telegram memiliki berbagai macam kelebihan, mulai dari terjaganya privasi dan keamanan pengguna, mampu membuat super grup beranggotakan lebih dari 10 ribu orang dan juga sistem enkripsi end-to-end sehingga tidak memungkinkan untuk disadap. Pengguna Telegram juga cukup menggunakan username dan tidak harus menggunakan nomor ponselnya untuk saling kontak.

Telegram menjadi aplikasi laris digunakan dan telah mencapai 100 juta pengguna dengan 12 miliar pesan terkirim dan juga 600 ribu pengguna baru setiap harinya. Bahkan, kini pangsa pasar baru datang dari negara-negara di kawasan Asia Pasifik dan Amerika Latin.

Tak seperti bos-bos di Sillicon Valley, Pavel Durov dan timnya lebih memilih hidup nomaden dan berpindah-pindah tempat dalam bekerja dan menjalankan aplikasi Telegram. Setelah memegang kewarganegaraan St. Kitts and Nevis, Durov lebih suka melanglang buana. Dengan kekayaannya yang diperkirakan mencapai US$ 300 juta, uang bukan masalah baginya. Durov senang dengan kehidupan bebas sekaligus misterius. Kita tak bisa mengulik kehidupan pribadinya. Ia juga tak ingin terpaku di suatu negara.

Kapal ala perompak di Raja Ampat (sumber: www.instagram.com/durov)
Kapal ala perompak di Raja Ampat (sumber: www.instagram.com/durov)
"Aku tidak ingin membuat kesalahan yang sama dengan bergantung pada satu tempat. Tak peduli seberapa indah tempat tersebut," tuturnya.

Durov mengatakan bahwa para karyawan Telegram saat ini ada yang sedang bekerja di depan perapian sebuah villa di daerah pegunungan, di balkon hunian mewah salah satu sudut kota New York, atau bahkan rumah kayu di tepi danau Finlandia. Durov juga menyebut timnya saat ini sebagai "para pengembara" dan hidup berpindah-pindah dalam kurun waktu tertentu.

Tak heran, karena tuntutan pekerjaannya ini Durov juga hobi traveling dan fotografi sehingga setiap momen dari perjalanannya bisa kita lihat di akun instagram resmi miliknya @durov. Baginya, bekerja produktif adalah menyendiri dan menjauhi keramaian dengan pemandangan indah. Durov diketahui pernah berlibur di Paris, London, Sisilia, Dubai sampai Maldives. Ia pun juga pernah menghabiskan waktu berlibur di Bali dan Raja Ampat.

Ruang kerja Durov (sumber: www.instagram.com/durov)
Ruang kerja Durov (sumber: www.instagram.com/durov)
Lalu apa pelajaran yang bisa kita ambil dan maknai dari gaya hidup nomaden ala Pavel Durov? Durov menyadari bahwa privasi adalah hal penting. Sejak awal membuat Telegram, Durov dan timnya berjanji akan menjaga kerahasiaan para penggunanya. Dia dengan tegas menolak untuk menyerahkan data-data para penggunanya kepada siapapun, termasuk pemerintah negara setempat. Durov juga tidak mempermasalahkan jika aplikasi Telegram diblokir di beberapa negara seperti Tiongkok, Iran dan Arab Saudi. Baginya, lebih baik warga di negara tersebut tidak dapat menggunakan aplikasi Telegram daripada mengkhianati kepercayaan para user-nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun