Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Memaknai Gaya Hidup Nomaden ala Bos Telegram

22 Oktober 2017   15:13 Diperbarui: 16 Desember 2017   21:20 5357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pavel Durov (sumber: www.finansialku.com)

"Rusia tidak cocok untuk mengembangkan bisnis internet pada saat ini. Kami memiliki pilihan yang sederhana: Mengkhianati nilai-nilai kami sendiri atau menjaganya dan meninggalkan negara ini untuk mencoba sesuatu yang baru."

Kalimat itu keluar dari mulut Pavel Durov, saat ia memutuskan untuk meninggalkan Rusia. Polemik dan kekisruhan dengan pemerintah setempat membuatnya terpaksa meninggalkan negaranya dan keluar dari perusahaan yang didirikan olehnya. Namun di sinilah awal mula dia menciptakan aplikasi messenger Telegram yang mengutamakan privasi dan keamanan penggunanya, prinsip teguh yang sering didengungkan olehnya.

Bersama kakaknya, Nikolai Durov dan tim yang dibentuknya. Durov Cs kini menjadi musafir, pengembara yang hidup berpindah-pindah. Gaya hidup nomaden ini juga membawanya ke tempat-tempat indah di seluruh dunia, semua tempat yang diimpikan oleh traveler.

Siapa itu Pavel Durov?
Terlahir di Leningrad, Rusia 10 Oktober 1984 silam, Pavel muda lebih banyak menghabiskan masa kecilnya di Turin, Italia sebelum kembali ke Rusia pada 2001 dan melanjutkan studi di Universitas St. Petersburg jurusan filologi. Di tengah masa kuliahnya, Durov juga mempelajari ilmu pemrograman (coding).

Pavel muda (sumber: www.rappler.com)
Pavel muda (sumber: www.rappler.com)
Minat baru yang ia tekuni tersebut ternyata menghasilkan sesuatu dimana Durov berhasil merilis aplikasi perpustakaan online. Prestasi ini membuatnya terkenal di kampus hingga semua mahasiswa dan dosen mendukungnya untuk mengembangkan layanan forum universitas. Kemampuan Durov di bidang programming juga semakin berkembang sehingga ia berencana merilis jejaring sosial untuk mahasiswa. Sayangnya, minimnya sumber daya dan dana membuat rencana tersebut gagal.

Pada tahun 2006 setelah lulus dari universitas, Durov bersaudara bersama Vyacheslav Mirilashvili, teman lama Durov yang tinggal di Amerika Serikat, memutuskan untuk membuat Vkontakte. Vkontakte atau VK adalah aplikasi media sosial berbahasa Rusia yang mirip dengan Facebook baik dari segi tampilan maupun gradasi warna. Durov sendiri mengaku bahwa ia terinspirasi oleh konsep Facebook.

Belakangan VK justru lebih populer di Rusia dibandingkan Facebook. Jumlah penggunanya mencapai 350 juta orang dan berhasil menjadi perusahaan sukses dengan nilai mencapai US$ 3 miliar. Saat itu, kekayaan yang dimiliki Durov juga melesat tajam dan diperkirakan mencapai US$ 260 juta (Rp 3,5 triliun). Kesuksesan mendirikan perusahaan teknologi dengan karya yang patut diperhitungkan inilah yang membuatnya dijuluki "Mark Zuckerberg dari Rusia".

Jejaring sosial VKontakte (sumber: www.finansialku.com)
Jejaring sosial VKontakte (sumber: www.finansialku.com)

Konflik dengan pemerintah dan keluar dari Rusia
Perjalanan hidup setelah meraih kesuksesan ternyata tak semulus yang dibayangkan. Pada 2011, Durov sempat bersitegang dengan pihak kepolisian setelah pemerintah Rusia meminta penghapusan laman milik kelompok oposisi. Pemerintah Rusia juga selalu menekan Durov untuk memberi data lawan politiknya dan juga para demonstran dan pengunjuk rasa Ukraina (saat itu terjadi konflik di Ukraina) kepada intelijen Rusia. Durov juga menolak perintah untuk menutup laman milik Alexei Navalny, orang yang menentang pemerintahan Putin, dan menyebut bahwa perintah tersebut tidak memiliki landasan hukum yang kuat.

Pemerintah Rusia mencoba mengintimidasi Durov dengan mengirimkan tim intelijen bersenjata ke kediamannya dan mencoba mengkriminalisasi dirinya dengan menyebut bahwa ia telah menabrak seorang polisi. Namun hal itu terbantahkan karena ia tidak bisa menyetir. Puncaknya pada akhir 2013, Durov dipaksa menjual 12% saham VKontakte ke Ivan Tavrin, pemilik utama perusahaan internet Rusia, Mail.ru yang merupakan teman dekat Vladimir Putin, dan secara bertahap menjual 52% kepemilikan mayoritas VKontakte ke Mail.ru.

Durov saat di Paris (sumber: www.tribunnews.com)
Durov saat di Paris (sumber: www.tribunnews.com)
Pada tahun 2014, Mail.ru membeli seluruh saham yang tersisa, sehingga menjadi pemilik tunggal VKontakte. Durov pun mengajukan pengunduran diri sebelum akhirnya dipecat sebagai CEO VKontake. Durov mengklaim bahwa perusahaan telah diambil alih oleh pemerintah Rusia yang ingin memantau aktivitas warganya di media sosial.

"Kebebasan bagi seorang CEO untuk mengelola perusahaan telah menurun perlahan-lahan. Sangat sulit tetap bertahan dengan orang-orang yang berbeda prinsip dengan awal mula perusahaan ini dibentuk," jelasnya saat itu.

Durov pun mengabaikan permintaan untuk datang ke persidangan sehingga pemerintah mengirimkan petugas polisi untuk menggrebek kantor VKontakte. Namun Durov sudah tidak ada di sana karena telah meninggalkan Rusia beberapa hari dengan penerbangan dari bandara Pulkovo.

"Saya tidak yakin memiliki niat untuk kembali dan menetap disana,"kata pria yang selalu menggunakan outfit hitam-hitam ini.

Membangun Telegram dan hidup nomaden
Sebelum meninggalkan Rusia, Durov bersaudara sudah memiliki rencana cadangan. Mereka diam-diam mendirikan perusahaan di New York dan menerbangkan beberapa karyawan setia VKontakte ke Amerika Serikat. Di sinilah ia mulai membuat proyek baru yang kita kenal sebagai aplikasi Telegram.

Aplikasi Telegram (sumber: www.finansialku.com)
Aplikasi Telegram (sumber: www.finansialku.com)
Telegram memiliki berbagai macam kelebihan, mulai dari terjaganya privasi dan keamanan pengguna, mampu membuat super grup beranggotakan lebih dari 10 ribu orang dan juga sistem enkripsi end-to-end sehingga tidak memungkinkan untuk disadap. Pengguna Telegram juga cukup menggunakan username dan tidak harus menggunakan nomor ponselnya untuk saling kontak.

Telegram menjadi aplikasi laris digunakan dan telah mencapai 100 juta pengguna dengan 12 miliar pesan terkirim dan juga 600 ribu pengguna baru setiap harinya. Bahkan, kini pangsa pasar baru datang dari negara-negara di kawasan Asia Pasifik dan Amerika Latin.

Tak seperti bos-bos di Sillicon Valley, Pavel Durov dan timnya lebih memilih hidup nomaden dan berpindah-pindah tempat dalam bekerja dan menjalankan aplikasi Telegram. Setelah memegang kewarganegaraan St. Kitts and Nevis, Durov lebih suka melanglang buana. Dengan kekayaannya yang diperkirakan mencapai US$ 300 juta, uang bukan masalah baginya. Durov senang dengan kehidupan bebas sekaligus misterius. Kita tak bisa mengulik kehidupan pribadinya. Ia juga tak ingin terpaku di suatu negara.

Kapal ala perompak di Raja Ampat (sumber: www.instagram.com/durov)
Kapal ala perompak di Raja Ampat (sumber: www.instagram.com/durov)
"Aku tidak ingin membuat kesalahan yang sama dengan bergantung pada satu tempat. Tak peduli seberapa indah tempat tersebut," tuturnya.

Durov mengatakan bahwa para karyawan Telegram saat ini ada yang sedang bekerja di depan perapian sebuah villa di daerah pegunungan, di balkon hunian mewah salah satu sudut kota New York, atau bahkan rumah kayu di tepi danau Finlandia. Durov juga menyebut timnya saat ini sebagai "para pengembara" dan hidup berpindah-pindah dalam kurun waktu tertentu.

Tak heran, karena tuntutan pekerjaannya ini Durov juga hobi traveling dan fotografi sehingga setiap momen dari perjalanannya bisa kita lihat di akun instagram resmi miliknya @durov. Baginya, bekerja produktif adalah menyendiri dan menjauhi keramaian dengan pemandangan indah. Durov diketahui pernah berlibur di Paris, London, Sisilia, Dubai sampai Maldives. Ia pun juga pernah menghabiskan waktu berlibur di Bali dan Raja Ampat.

Ruang kerja Durov (sumber: www.instagram.com/durov)
Ruang kerja Durov (sumber: www.instagram.com/durov)
Lalu apa pelajaran yang bisa kita ambil dan maknai dari gaya hidup nomaden ala Pavel Durov? Durov menyadari bahwa privasi adalah hal penting. Sejak awal membuat Telegram, Durov dan timnya berjanji akan menjaga kerahasiaan para penggunanya. Dia dengan tegas menolak untuk menyerahkan data-data para penggunanya kepada siapapun, termasuk pemerintah negara setempat. Durov juga tidak mempermasalahkan jika aplikasi Telegram diblokir di beberapa negara seperti Tiongkok, Iran dan Arab Saudi. Baginya, lebih baik warga di negara tersebut tidak dapat menggunakan aplikasi Telegram daripada mengkhianati kepercayaan para user-nya.

"Selama dua setengah tahun keberadaan kami, kami belum mengungkapkan secuil pun data pengguna kami,"tegas pria berwajah tampan ini.

Maldives (sumber: www.instagram.com/durov)
Maldives (sumber: www.instagram.com/durov)
Prinsip yang dipegang teguh olehnya membuat Durov harus berkorban, meninggalkan negara dan juga keluarganya. Namun semuanya itu terbayar dengan kesuksesan dan juga kesempatan baginya untuk keliling dunia. Menurutnya, Rusia bukanlah tempat yang ideal untuk dia tinggal. Lalu apakah terbesit keinginan untuk pulang kembali ke "rumah"-nya?

"Jika dia ingin pergi, biarkan dia pergi. Jika dia ingin kembali, biarkan dia kembali. Itu adalah urusan pribadinya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun