-000-
Filosofi utama yang dapat kita renungkan dari semua ini adalah sederhana sekaligus tajam: ilmu pengetahuan adalah telinga yang lebih peka daripada teriakan massa.
Sejarah telah berulang kali mengingatkan kita: Revolusi Prancis yang dipicu krisis pangan, Reformasi 1998 yang meledak karena krisis moneter, hingga protes global hari ini.Â
Selalu ada peringatan dini yang bisa terbaca. Tetapi itu sering diabaikan oleh mereka yang kurang peka, atau menyepelekan.
-000-
Survei opini publik kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kebijakan publik negara modern.Â
Sejak dekade 1930-an di Amerika Serikat, lembaga seperti Gallup mulai memetakan opini warga dengan metode ilmiah.Â
Dari sanalah pemerintah menyadari: legitimasi kebijakan tidak lagi hanya lahir dari elite, tetapi juga dari suara mayoritas yang terukur.
Survei memungkinkan negara membaca keresahan jauh sebelum ia meledak menjadi protes. Juga ia menakar dukungan sebelum kebijakan dijalankan, dan menilai efektivitas setelah kebijakan diterapkan.
Dalam era demokrasi massal, ketika warga makin kritis dan arus informasi makin cepat, survei berfungsi layaknya seismograf politik. Ia mendeteksi getaran sosial yang tak kasat mata.
Negara yang abai pada survei sama saja dengan negara yang menutup telinga pada rakyatnya. Dan sejarah membuktikan: mereka yang tak mendengar bisikan rakyat akhirnya dipaksa mendengar teriakannya.