- Pengantar Buku Antologi Puisi Satupena Sulteng: Melukis Pelangi di Bumi Banggai
Oleh Denny JA
Di sebuah desa kecil di pedalaman Sulawesi Tengah. Lokasinya jauh dari gemerlap kota.
Berdirilah sebuah sekolah kayu yang nyaris roboh. Dindingnya retak, atapnya bocor, lantainya berderit bila diinjak.
Namun, di dalam ruangan sederhana itu, setiap pagi seorang lelaki renta datang dengan langkah pelan tapi teguh. Ia seorang guru honorer.
Tangannya gemetar ketika menuliskan huruf-huruf di papan tulis yang sudah kusam. Kapurnya sering habis.
Kadang ia hanya menulis di udara, seolah huruf-huruf itu hidup dalam imajinasi murid-muridnya.
Gajinya "setipis embun" yang hilang sebelum sempat membasahi tanah. Namun ia terus mengajar dengan mata yang bersinar.
Di matanya ada cahaya yang tidak bisa dipadamkan oleh lapar, gigil, atau janji yang tak pernah ditepati.
Puisi Rastono Sumardi yang berjudul Nasib Guru Honorer (Luwuk, 02/02/2025) merekam realitas itu dengan bahasa yang getir namun indah: