Mohon tunggu...
Dennise Sihombing
Dennise Sihombing Mohon Tunggu... Administrasi - Fulltime Blogger

Panggil saya Dennise.Saya ibu dari Rachelle & Immanuelle.Saya suka berkhayal kadang yang agak nyeleneh,he...he...he...for info contact me: dennisesihombing@gmail.com WA : 087874482128

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Daendels Oh Daendels, Mengapa Nama Itu Masih Ada?

11 Oktober 2019   19:47 Diperbarui: 12 Oktober 2019   08:00 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Youtube Yon Bayu

Beberapa hari yang lalu aku ada janji dengan rekan kerja disebuah gedung perkantoran di jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Temanku  ini dari Medan.

"Sama ya nona ( temanku yang satu ini paling suka panggil dengan sebutan nona ). Di Medanpun untuk ruas jalan utama banyak memakai nama pahlawan. Seperti jalan Diponegoro,  jalan Sudirman, jalan Kartini, jalan Cut Muthia. Banggalah awak bah! Nama pahlawan Nasional dijadikan nama jalan. Namun...ada yang tidak nyaman kudengar non ", ucap Bang Tigor dengan logat Medannya yang kental.

"Kenapa bang?"

"Waktu aku liburan ke Yogyakarta, awak dengan teman-teman menyelusurui sebuah jalan yang panjang sekali hingga 130 kilometer dari Bantul yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta sampai Cilacap"

"Wow keren dong! Menelusuri jalan panjang,sambil berkomvoi "

"Apanya yang keren. Awak tuh gak suka dengan nama jalannya. Masa sih nama kolonial Belanda yang terpampang. Daendels, itu namanya. Harusnya'kan nama pahlawan kita Diponegoro bukan kompeni", protes Bang Tigor

"Memang Bang Tigor tahu sejarahnya?"

"Taulah sikit- sikit. Coba non googling itu jalan Daeandels kaitannya dengan Diponegoro. Manalah bisa seperti itu. Macam mana bah! Nama kompeni jadi jalan utama"

Ada Apa Dengan Daendels dan Ada Apa Dengan Diponegoro ? Membuatku mencari tahu tentang sejarah jalan Deandels

Jalan Daendels yang kini sudah berusia 181 tahun memiliki sejarah sebagai jalur perjuangan Pangeran Diponegoro berperang melawan Belanda dari tahun 1825 - 1830.

Sumber foto : Kemdikbud.go.id
Sumber foto : Kemdikbud.go.id
Diponegoro yang lahir 11 November 1785 dengan nama asli Bendoro Raden Mas Mustahar ini memiliki strategi perang militer yang handal. Beliau begitu bersemangat berperang dengan Belanda karena tanahnya direbut paksa oleh Belanda. Rakyat diperbudak tanpa di gaji. Jelas saja Diponegoro tidak terima. Nah strategi dan kepiawaian Diponegoro inilah yang dikhawatirkan Belanda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun