Mohon tunggu...
Den Mas Vic
Den Mas Vic Mohon Tunggu... Sales - Indah Karena Benar

Nostalgiaers

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Narasi Media Sosial dalam Coretan Si Kecil

28 Desember 2020   10:38 Diperbarui: 28 Desember 2020   11:00 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dinonya lagi apa, dek?"

"lagi main sama fish dan gajah di air, tapi Dinonya terbang."

Fase anakku sedang dalam masa yang oleh para psikolog disebut  threenager, umur 3 tahun yang kelakuannya sudah seperti ABG (anak baru gede) berusia 13 tahun. 

Rasa ingin tahunya tinggi, rajin bertanya hal apapun, dan yang pasti egonya juga sedang berkembang. Jika tidak dipenuhi, terkadang bibirnya langsung melengkung ke bawah dengan mata yang berubah kemerahan siap meluapkan bendungan air mata. 

Untuk itu, aku temani dia menggambar pagi ini di saat aku sudah hendak memulai pekerjaan kantorku. Pulpen dan kertas sudah disiapkan olehnya, jika aku tidak menemaninya, siap-siap mungkin aku yang bingung merayu dia selanjutnya.

Akhir-akhir ini Vanya sedang menyukai karakter dinosaurus, mungkin itu yang mengilhami dia membuat gambar Dino -sebutan umum anak kecil untuk karakter dinosaurus- dengan sayapnya.  Ia menggambar dinosaurus dengan sayap dua buah dan punuk berjumlah lima. 

Kenapa harus dua dan kenapa harus lima ya? Ah mungkin dia sedang ingat Rabu, 25 Oktober tahun lalu Pak Jokowi sedang mengenalkan kabinetnya yang baru, lalu kabinet itu mulai di kocok berulang-ulang sampai katanya sekarang jadi akhir yang bahagia. 

Sayap Dino itu menempel erat pada tubuh yang bisa dibilang sehat, digambarkan oleh Vanya posturnya cenderung gempal, besar di perut karena terlalu lama WFH dan jarang berolahraga. Terlalu banyak makan dan rebahan tidak diimbangi dengan aktivitas yang penuh gerakan. Namun, dengan perut yang cukup besar tersebut digambarkan kakinya sangat ramping, lurus dan indah. Wah, sudah pantas menjadi model untuk di endorse toko online sneakers ini Sang Dino.

Dino tidak sendirian, di bawahnya ada ikan atau sedikit nginggris Vanya menyebutnya fish. Sang fish ini memiliki mata yang lebar, sirip yang kecil dan bentuk badan yang curvy.

Oalah nduk, kamu ini tau saja, sekarang itu eranya wanita -wanita curvy ini berjaya lho, liat saja selebgram di sosial media itu, dengan followers jutaan dan jumlah like yang tinggi di elu-elukan karena bentuk tubuh mereka. Tiada kurus, tinggi dengan kaki yang berjenjang layaknya gambaran umum model papan atas, tapi cukup dengan angle yang pas dan edit aplikasi beauty, menghasilkan foto yang menawan dan mereka bisa memberikan bermacam impian dan fantasi kelaki-lakian. Ada yang menggantung tapi bukan harapan, ada yang yang digenggam tapi bukan impian, begitulah ikan-ikan curvy ini di ****tagram mereka.

Melengkapi trisula dalam jajaran hewan fantasi Vanya, maka hadirlah Sang Gajah. "ini circle, ada telinganya."

"Emang mau gambar apa, Van," tanyaku.

"Gambar gajah." katanya. Entah gajah Afrika atau gajah Asia yang konon bisa dibedakan berdasarkan bentuk telinganya, anakku hanya menggambar sesuatu berbentuk bulat bertelinga lebar dan ada garis lurus di antara mata yang di beri nama belalai. 

Aku sedikit merenung kenapa Vanya memilih gajah tanpa tubuh sebagai makhluk fantasi visualnya...sebentar, apakah ini adalah gambaran-gambaran feed  yang penuh dengan foto selfie tanpa mau terlihat seutuhnya siapa jati diri sang pengunggah? Tidak mau terlihat seutuhnya, namun ingin saja mengurusi kehidupan orang lain yang bukan urusannya hingga seutuh-utuhnya, sedalam-dalamnya. Ah memang ya dunia media sosial ini begitu keras dan kejam.

Diet Media Sosial

Dari laman situs We Are Social, pada Januari 2020 ada 160 juta pengguna aktif di Indonesia yang menggunakan media sosial, ada peningkatan 10 juta orang Indonesia yang aktif di medsos. 

Adapun medsos yang paling banyak diakses oleh pengguna internet Indonesia dari paling teratas adalah YouTube, WhatsApp, Facebook, Instagram, Twitter, Line, FB Messenger, LinkedIn, Pinterest, We Chat, Snapchat, Skype, Tik Tok, Tumblr, Reddit, Sina Weibo.

Namun di saat pengakses media sosial di Indonesia mengalami pengingkatan, di saat itu pula sebagaian golongan masyarakat mulai menjalani diet media sosial. Kalangan mulai melakukan diet media sosial, mungkin karena sudah mulai jengah karena aktivitas ber-media sosial yang tekadang menimbuilkan kecanduan. 

Kita tak melulu harus FOMO (Fear Of Missing Out),  ketakutan untuk melewatkan sesuatu hal, karena sebenarnya kehidupan bersosial yang sejatinya bisa kita nikmati dari menemani si buah hati untuk menggambar, berjalan pagi hari di pematang sawah, atau sekadar meghirup aroma tahi sapi yang punya bau khas. 

Lalu, Sang Tiga Hewan tadi ceria bersama di bawah terik matahari yang menyengat mereka. Ambune asem.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun