Tjiptadinata Effendi dan Roselina Effendi. Nama yang tak asing dikalangan Kompasianer. Keduanya merupakan pasangan Kompasianer senior yang bermukim di Australia. Tulisan keduanya sangat inspiratif dan menginspirasi.
Pada Sabtu, 8 Februari 2025 keduanya hadir di Perpustakaan Nasional, Jakarta. Dalam rangka peluncuran buku dan bedah buku Diamond Wedding Anniversary Tjiptadinata Effendi dan Helene Roselina. Buku tersebut berisi tulisan dari 150 Kompasianer tentang 60 tahun pernikahan keduanya.Â
Saya tidak termasuk didalamnya. Kenapa? Sebab saya tidak mengetahui tentang project penulisan buku tersebut. Tapi saya langsung mendaftar begitu mengetahui ada event kopdar dengan keduanya.
Kapan lagi bisa berjumpa dan bertatap muka langsung dengan keduanya? kalau bukan di momen seperti ini. Maka Sabtu, 8 Februari 2025 saya meluncur ke Perpustakaan Nasional yang dijadikan lokasi kopdar sekaligus bedah buku.Â
Namun saya terlambat tiba di lokasi acara. Bayangkan. Acara selesai pukul 12.00 WIB. Saya tiba pukul 12.30 WIB. Kok bisa? Sebab ada "drama" yang saya lalui.
Pertama, hujan yang mengguyur Jabodetabek sejak Jumat malam sampai Sabtu pagi membuat sebagian wilayah Jabodetabek tergenang banjir. Saya harus menunggu hujan reda untuk menuju lokasi.
Kedua, saya tidak membawa motor sendiri. Jadi naik ojol dulu menuju halte Transjakarta. Setelahnya baru naik bus Transjakarta untuk menuju lokasi acara. Tiga kali ganti bus. Bayangkan?
Ketiga, banyak waktu terbuang saat menunggu transportasi umum. Menunggu ojol datang sudah membuat senewen karena lama. Transit bus Transjakarta juga demikian. Lama sekali busnya datang. Menyebalkan.Â
Keempat, salah jadwal. Saya mengiranya selesai pukul 14.00 WIB. Ternyata bukan. Jadilah saya tidak mengikuti acara sedikit pun. Hanya menjumpai teman-teman Kompasianer. Dan tentu saja dengan pak Tjip dan ibu. Demikian saya memanggil keduanya.
Saya sebut ini temu kangen. Jadi ini bukan pertemuan pertama saya dengan pak Tjip dan ibu. Sebelumnya empat tahun silam saya sudah berjumpa dengan keduanya di tempat yang sama dengan acara yang sama.
Waktu itu peluncuran buku 150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi. Nah, saya termasuk didalamnya. Itulah awal perjumpaan saya dengan pak Tjip dan ibu.Â
Bisa saja kopdar kali ini saya tidak hadir. Toh, saya tidak termasuk bagian dari 150 Kompasianer yang menulis Diamond Wedding Anniversary Tjiptadinata Effendi dan Helene Roselina.
Lalu kenapa tetap hadir?
Bagi saya momen seperti ini sangat langka. Belum tentu setahun sekali. Jadi tidak boleh dilewatkan. Selain itu keduanya pak Tjip dan ibu Helena Kompasianer panutan. Berjumpa dengan keduanya sebuah keharusan. Jadi apa pun halanganya harus bisa dilalui.Â
Meski singkat waktu bertemunya tak mengapa. Bagi saya sudah sesyukran tersendiri. Keramahan keduanya tak hanya lewat tulisan. Tapi juga saat berjumpa langsung. Hal tersebut meninggalkan kesan berarti bagi saya. Terima kasih pak Tjip. Selamat atas 60 tahun pernikahannya. Salah hangat. (Denik13)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI