Ayah, Ibu, Ajarkan Aku Mengaji
(A. Deni Saputra)
"Alif ba ta tsa ..."
"Ajari aku mengaji, Bu," lirih Galih ketika melihat ibunya terbaring di rumah sakit.
Anak laki-laki berbaju biru muda itu menangis ketika melihat ibunya terpasang selang infus. Galih, berumur delapan tahun sebagai anak semata wayang dari pasangan suami istri, Bapak Bekti Darmaputra dan Ibu Yuniar Sari, pengusaha sukses di Jakarta. Galih sangat dijaga oleh orang tuanya, tidak boleh bermain di halaman rumah, meski banyak anak-anak seusianya mengajaknya.
"Bi, setelah pulang sekolah, Galih langsung gantikan pakaiannya dan langsung diam di kamar. Biarkan saja dia bermain komputer," ucap Ibu Galih
"Baik, Bu," jawab Bi Endah, pengasuh Galih. Ia memiliki tanggung jawab besar atas hidupnya Galih, karena ia wajib menjaga Galih dari hal apa pun.
Untuk seorang anak yang masih butuh waktu bermain, dibatasi oleh keadaan. Itu lah Galih. Rumah mewah, makanan yang ia mau pasti langsung ada, kendaraan sudah ia miliki sejak usia 7 tahun, namun waktu yang tidak ia miliki.
"Galih, Galih, ngaji, yuk!" teriak Yasir di depan gerbang.
"Galih tidak mungkin diizinkan," kata Rara.
"Iya,kita  berangkat saja, nanti terlambat di mesjidnya," timpal Atta.