"sama imas, bu"
Bohong kamu, ibu memotong setengah teriak, tadi keluarga si ajay melihat kamu sedang dengan seorang lelaki berduan? Siapa itu ? malu-maluin keluarga saja kamu, gimana kalau mereka bicara sama si ajay ?
Osh, ya ampun mah, bener aku tadi sama imas,
"oh yang itu, tadi  pas aku mau melihat ke pameran buku aku gak sengaja menabrak lelaki, lalu bajunya basah terkena oleh air minumnya, tetapi holi juga gak sempat ngobrol apa2",
Tetapi mereka mengira kamu itu sedang mengobrol sama lelaki, kenapa kamu gak menjauhi saja, lelaki itu, kata mama dengan masih dengan suara tinggi, kamu gak ada kapoknya dulu kamu pacaran sama si iyan, bikin malu keluarga saja,
Aku hanya diam, tak terasa tenggorokanku menjadi kering hingga susah untuk bernapas, hanya air mataku menetes di pipi,
Banyak yang bilang kamu itu suka gonta ganti pacar, sudah beruntung si ajay mau sama kamu, dia itu sholeh, baik, sudah mapan lagi setengah teriak ibu
Cukup bu, cukup, belum apa - apa aku sudah di penjara, apalagi kalau sudah nikah mugkin aku harus diam saja dirumah selamanya,
Akupuan langsung pergi ke kamar dengan membanting pintu, aku menangis semalaman,
Kenapa semua ini harus terjadi kepadaku,kenapa perempuan itu harus menjadi bahan dagangan orang tua? Kenpa aku gak bisa menentukan hidup sendiri walaupun hanya sebatas jodoh,
Oh iya aku harus menghubungi izur, karena takut dia malah dikerjain oleh teman-temannya si ajay,oh iiya saya coba menghubungi si caca ? akupun mengangbil hpku yang aku letakan di dalam tas