Mohon tunggu...
Denata
Denata Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta

perempuan cerdas tidak hanya harus berpendidikan namun juga mampu menggunakan logika dan rasionalitas dalam menyingkapi sebuah isu. Broaden knowledge and be critical

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fenomena Quarter Life Crisis, Problematika di Usia Krusial

16 Mei 2021   20:18 Diperbarui: 16 Mei 2021   20:27 1860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar lifestyle.okezone.com

Kita tahu bahwa setiap orang di dunia pasti mengalami tahap perkembangan mulai dari bayi, anak-anak hingga dewasa. Dalam setiap tahap perkembangan tentu memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Salah satu masa peralihan yang dianggap penting dan riskan yaitu dari remaja menuju dewasa.

Respon kita terhadap masa peralihan menuju dewasa tidaklah sama satu dengan yang lain. Faktor eksternal yaitu lingkungan, dan faktor internal yaitu psikologis kita sendiri, mempengaruhi cara mengeksplorasi diri dan sekitar. Kebingungan tidak dapat dihindari, bahkan tekanan dan rasa insecure kerapkali menimbulkan stress karena ketakutan berlebih terhadap kelanjutan hidup di masa depan.

Jika tidak bisa menghadapi perubahan dalam perkembangan diri, maka kita akan berjalan dalam sebuah krisis. Emosi dan pandangan negatif terhadap diri sendiri pun akan terbentuk, sehingga  kita dapat terjebak dalam sebuah fase yang disebut quarter life crisis.

Apa yang Dimaksud Quarter Life Crisis?

Transisi remaja menuju dewasa di era milenial ini bisa dikatakan memang menyulitkan. Pada fase ini kita cenderung berorientasi pada masa depan. Dituntut harus memiliki tujuan hidup dan mandiri, persiapan yang matang baik secara emosi dan fisik untuk menghadapi tantangan dan perubahan yang kompleks. Mau tidak mau akan ada  tekanan yang semakin besar dan harus dihadapi.

Disadari atau tidak, kita sering dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan, "kapan lulus, kapan wisuda, setelah lulus akan kemana, lanjut sekolah di dalam atau luar negeri, kerja dimana, kapan menikah, kapan punya anak?" Keadaan ini bagi sebagian orang adalah pertanyaan yang wajar diutarakan. Namun, tanpa sengaja kondisi ini justru membuat seseorang yang ditanya merasa tertekan dan gelisah.

Pada tahap inilah fenomena yang disebut quarter life crisis terjadi. Setiap orang yang mengalami quarter life crisis akan mulai ragu dengan tujuan hidupnya. Bahkan sangat memungkinkan berpikir secara berlebihan mengenai apa yang terjadi di hidupnya. Ada kecemasan dan ketakutan akan masa depan yang mungkin dihadapi. Bahkan seringkali pilihan yang telah diambil menjadi sebuah keraguan besar.

Hal ini selaras dengan pernyataan Robinson, seorang ahli psikologi yang mengatakan bahwa quarter life crisis ditandai dengan munculnya perasaan tidak menentu, tidak bisa membuat keputusan berdasarkan realita hingga kebingungan menentukan pilihan masa depannya.

Jadi quarter life crisis sebenarnya apa? Quarter life crisis adalah fase dimana individu akan terus bertanya pada dirinya perihal pencapaian yang akan dan sudah diraih dalam hidupnya. Dalam hal ini mengarah pada pesimistik yang berlebihan. Dapat dikatakan bahwa quarter life crisis adalah respon terhadap suatu perubahan yang dihadapi dalam masa transisi seseorang menuju dewasa. Ditandai dengan muncul rasa panik, cemas berlebihan, frustasi terhadap kualitas dan tujuan hidupnya sendiri.

Aspek dan Pemicu Quarter Life of Crisis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun