Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Mark Twain: Panduan Bercerita" Sepilihan Esai Terbaik

13 Agustus 2021   20:02 Diperbarui: 13 Agustus 2021   20:08 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin yang menarik adalah ketika Mark Twain menceritakan pengalaman pertama kalinya mengendarai Sepeda dalam cerita berjudul"Menjinakan Sepeda". Sebuah tulisan yang dibuat tahun 1879. Ketika motor dan mobil belum ditemukan, pada masa itu, Sepeda pastinya sebuah alat mobilitas tercanggih. Diatas Kuda, Unta atau Keledai. Karena kendaraan baru, maka perlu keahlian khusus untuk menguasainya. Selain susah, akan ada resiko kecelakaan bila tidak dipelajari dengan baik.

Dalam tulisan itu Twain tidak hanya menceritakan bagaimna dia mesti  masuk Rumah Sakit karena kecelakaan belajar menaiki sepeda, tapi juga menceritakan proses pembelian dan belajar bersepeda. Setelah Twain membeli Sepeda, pihak penjual juga mengirimkan seseorang yang mengajarkan Twain cara bersepeda dan menunjukan cara menghindari kecelakaan ketika bersepeda.

Cerita Twain ini mau tidak mau mengingatkan cara kita membeli Motor pada masa sekarang. Saat sekarang ini, rasanya kita tidak menemukan adanya penjual Motor yang menyertakan "safety training" sebagai bagian dari paket pembelian. Mungkin kita hanya akan menemukan itu pada Motor yang harganya diatas harga Mobil.

Penjual Motor seolah ingin mengatakan bahwa urusan anda dan kami adalah jual beli. Sementara urusan keamanan atau kecelakaan itu bukan masalah kami, itu masalah anda. Tidak berbeda dengan kebiasaan kita mendapat SIM atau Surat Izin Mengemudi. Lisensi yang syaratnya bukan lagi kemahiran mengendalikan kendaraan sehingga aktivitas di Jalan Raya menjadi aman dan tertib, tapi syarat utamanya adalah uang. SIM hanya upaya negara untuk mengumpulkan uang masyarakat, melalui mekanisme penerimaan negara bukan pajak, bukan lagi upaya menjadikan berlalu lintas sebagai aktivitas yang aman dan nyaman. Karena kenyamanan dan keamana itu adalah urusan anda sendiri.

Namun sebelum saya membaca cerita ke-3, ke-6, ke-7 dan cerita terakhir dari buku ini, saya sudah terlebih dahulu senang ketika membaca cerita pembuka dari buku ini. Dalam tulisan berjudul "Panduan Bercerita" Twain tidak hanya bisa memilah perbedaan pola cerita humor, cerita lucu atau cerita dan cerita jenaka. Sebagai seorang penulis yang juga dikenal sebagai pencerita, Twain memberikan cara yang tepat menceritakan ketiganya.

Namun setelah saya baca ulang, sepertinya ini bukan hanya kepiawaian seorang Twain, tapi juga Afris Irwan penterjemah buku ini. Meski saya belum membaca teks aslinya, penterjemah lah  yang membedakan antara cerita humor, cerita lucu dan cerita jenaka. Dalam tulisan ini juga Afris mencoba menterjemahkan tulisan Twain dalam bahasa informal yang biasa digunakan dalam keseharian orang Indonesia. Bukan bahasa formal yang tercantum di buku-buku. Dalam tulisan ini kita bisa membaca ada kosakata seperti "ngedengerin", "malem", "pengen banget" yang tidak akan kita temukan dalam Kamus Bahasa Indonesia yang resmi.

Namun ketika membaca pengantar buku Mark Twain lain yang berjudul "Katak Terkenal Dari Calaveras" ternyata Mark Twain memang mempunyai kebiasaan untuk memasukan unsur bahasa slang, santai dan dialek lokal baik ketika bertutur maupun menulis. Seperti memasukan dialeg negro ketika bertutur. Kelompok masyarakat yang pada masa itu dikenal marginal dan hina. Sepertinya karena cara Twain bertutur dan menulis seperti itu, maka pun memasukan bahasa lokal Indonesia dalam menterjemahkan tulisan Twain ini. Mungkin supaya lebih men-Twain

Delianur

Bandung, 13 Agustus 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun