Mohon tunggu...
Dede Kurniawan
Dede Kurniawan Mohon Tunggu... profesional -

Penggemar Arsenal dan teman orang-orang baik. @dekurisme on Twitter :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Brebes Has Fallen: Catatan Kecil Pemudik untuk Presiden Joko Widodo

12 Juli 2016   12:27 Diperbarui: 14 Juli 2016   09:53 14707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wajar jika media-media asing ikut menyorot kemacetan ini dan mengatakan ini merupakan kemacetan terparah sejagat raya. Saya setuju dengan argumen yang dibangun disalah satu pemberitaan media asing yaitu Daily Mail bahwa “Suhu udara yang meningkat menyebabkan para penumpang dehidrasi, selain itu, serangan jantung juga menjadi penyebab tewasnya penumpang yang terkena macet di wilayah Brebes, Jawa Tengah”.

Di mana Presiden Joko Widodo kala itu?  Banyak pemudik menggerutu, termasuk saya. Sayang sekali Presiden sibuk dengan acara shalat Ied-nya di Padang. Presiden seakan tak peduli rintihan para pemudik, asik sendiri mempersiapkan acara di daerah yang notabene bukan kantong suaranya kala itu. Bahkan terdengar gosip jika itu dilakukan oleh Presiden untuk meraih simpati warga padang demi ambisi politiknya di tahun 2019 nanti. Saya tak peduli gosip itu, dan tulisan ini bukanlah alat untuk menyiyir tapi untuk mengingatkan bahwa pemerintah harus berbenah. Bahkan saya berharap tulisan ini adalah tulisan terakhir yang mengingatkan Presiden Joko Widodo agar lebih sigap dalam menangani kemacetan pemudik. Ini karena rasa trauma yang begitu dalam yang dialami pemudik, termasuk saya.

Jangan sampai kegagalan pemerintah dalam menangani mudik ini seperti kegagalan dalam mengendalikan harga-harga pangan khususnya daging. Presiden Joko Widodo yang terlalu terburu-buru percaya diri mengumumkan bahwa harga daging dipasaran bisa didapatkan dengan harga di bawah Rp. 80000/Kg, tapi nyatanya di pasaran justru di atas Rp. 120000/Kg. Poinnya, masyarakat tidak butuh gembar-gembor belaka tapi hasil nyata yang dirasakan.

Saya malah mengapresiasi kinerja Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang turun langsung ke lapangan pada saat mudik. Ganjar mampu menganalisa bahwa penyebab kemacetan adalah penumpukan kendaraan di SPBU-SPBU. Berbeda sekali dengan pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengatakan ini akibat pembangunan yang belum selesai. Ganjar lebih tahu di lapangan karena turun langsung, sedangkan Presiden mungkin mendapatkan info saja. Ganjar pun tak malu untuk meminta maaf karena gagal memberikan pelayanan yang maksimal pada musim mudik ini dan siap mengavaluasi sebagai bahan koreksi untuk musim mudik selanjutnya.

Saya kira Presiden Joko Widodo harus memetik pelajaran pada musim mudik ini. Penanganan harus diutamakan. Presiden harus lebih tanggap, seperti Presiden tanggap pada kasus kecelakaan yang menimpa Pesawat Air Asia beberapa waktu lalu. Jangan sampai abai kembali, karena rakyat akan menilai. Kemacetan Brebes bukan lagi dikatakan sebagai kemacetan biasa, tapi sudah menjadi bencana kemanusiaan. Tercatat 18 orang nyawa tak berdosa harus meninggal akibat kemacetan ini, sebuah pesan untuk Presiden untuk memperbaiki ini semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun