Mohon tunggu...
Dian Kusumawardani
Dian Kusumawardani Mohon Tunggu... Freelancer - Haloo, saya adalah seorang ibu rumah tangga profesional. Bekerja paruh waktu sebagai pengajar Sosiologi dan Sejarah di BKB Nurul Fikri. Juga suka menulis dan sudah menghasilkan 6 buku antologi dan 1 buku solo. Saya juga seorang konselor laktasi dan blogger.

Home Educator Omah Rame, Pengajar di BKB Nurul Fikri, Konselor Laktasi, Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Agar Bukber Tak Jadi Ajang Pamer Semata

14 Maret 2024   09:19 Diperbarui: 14 Maret 2024   09:22 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Teman-teman CAK KAJI (Cangkrukan Kompasianer Jawa Timur) | dokpri

Kami makan di restoran cepat saji masakan Jepang. Kami berkumpul mulai pukul 5 sore hingga 8 malam. 

Apa yang kami bicarakan? Apakah saling pamer pencapaian diri? 

Oh tentu tidak. Kami ngobrolin masa-masa putih biru yang masih lugu dan penuh kepolosan. Bagaimana dulu kenakalan kami di sekolah hingga crush saat SMP. Seru, nggak ada yang merasa terintimidasi ataupun minder dengan keadaan masing-masing saat ini. 

Kami juga ngobrol tentang aktivitas saat ini. Berhubung semua sudah jadi ibu-ibu, tentu saja yang dibahas soal anak-anak. Mulai dari anak yang picky eater, pendidikan anak, sampai kemungkinan saling menjodohkan anak. Hahaha. Sehangat itu pembicaraan kami. 

Tak lupa kami juga saling menyemangati. Ada yang berjuang menyelesaikan tesis S2 ditengah kesibukan sebagai abdi negara, ada yang harus berjuang daftar S3 dan mulai kembali bekerja setelah gap year jadi ibu rumah tangga selama 5 tahun. Dan bukber kemarin juga jadi ajang farewell. Salah satu diantara kami akan merantau ke IKN, mengikuti suami yang mendapatkan proyek kerja di sana. 

Bagi kami setiap orang memiliki pencapaiannya masing-masing. Sebagai teman sudah selayaknya saling mendukung. Bukan saling pamer ataupun insecure. 

Tentu saja tak semua punya teman-teman seperti ini. Teman yang saling mendukung ini rezeki. Bukber yang hangat seperti ini kadang tidak bisa dimiliki oleh semua orang. 

Masih banyak yang harus berjuang mendapatkan teman sejati. Masih ada yang harus berjuang menghadiri bukber yang penuh dengan orang-orang haus validasi. 

Lalu, bagaimana caranya agar bukber tak sekadar jadi ajang pamer semata? 

Bukberlah dengan yang dekat

Bukber bareng teman SMA | dokpri
Bukber bareng teman SMA | dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun