kau jadi peneduhku di saat matahari terusir hujan
Sementara langit sibuk membagi air kehidupannya, seduhan kopi pekat menginspirasi mengundang sepi
Kau dimana?Â
Tak pernah lagi mengepakan sayap
Beradu kata dengankuÂ
Seduhan kopi di sore hari merindumu
Kau dimana?
Belum juga kopi menyapa gula
Terasa manis terbayang rupamu
Gula pergi membawah kesal
Dengan kesal larut dikehampaan
Kopi merindu
Merindu celotehmu
Merindu tawamu
Merindu marahmu
Merindu tentang semua yang ada padamu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!