Tapi konsep sesat itu, sebenarnya adalah jalan baru. Setiap orang tersesat biasanya, ketemu jalan baru untuk mencapai tujuan. Bisa lebih cepat atau bisa lebih berliku.
Para nabi pun, pada dasarnya dianggap sesat oleh kaum sebelumnya. Khususnya bagi mereka yang tidak ingin perubahan. Setiap nabi yang lahir pasti akan membawa perubahan terhadap sisi sosial kemanusiaan.
Nabi Ibrahim sendiri, mungkin pada zaman dahulu kala dianggap sesat. Minimal oleh mereka yang tetap percaya bahwa Tuhan butuh persembahan/korban nyawa manusia, untuk bukti ketakwaannya.
Nabi terkahir Muhammad pun, diperangi oleh kaum yang tetap bertahan kepada kepercayaan lama.
Sejarah hak asasi manusia berawal dari dunia Barat (Eropa). Seorang filsuf Inggris pada abad ke-17, John Locke, merumuskan adanya hak alamiah (natural rights) yang melekat pada setiap diri manusia. Yaitu, hak atas hidup, hak kebebasan, dan hak milik.
Pembebasan perbudakan terjadi sejak tercetusnya HAM (Hak Azazi Manusia) di dunia. Karena dianggap melanggar Hak Kebebasan manusia. Penjajahan di dunia pun dianggap melanggar HAM.
Saat ini, hampir sebagian besar orang menyetujui dan menganut paham tersebut. Bahwa manusia memiliki Hak Azazi. Bahkan bayi yang masih didalam kandungan ibu pun sudah memiliki HAM.
HAM juga secara bertahap mulai diyakini merupakan nilai-nilai kebenaran Tuhan. Ternyata, Tuhan dizaman modern sudah mengenal HAM. Hmm…
Walau dibeberapa agama tidak mengenal HAM, namun penganutnya; secara diam-diam setuju dengan adanya HAM. Sebagian sambil malu-malu kucing, juga menentang perbudakan atau hal-hal yang bertentangan dengan HAM.
Pencetus ide HAM pada dasarnya adalah kaum ekstreemis atau pemberontak paham lama. Salah satunya, paham perbudakan yang pernah dilegalkan oleh tuhan melalui ayat-ayat yang dibisikkannya melalui orang-orang terpilih.
Aktivis HAM juga konsepnya tidak jauh berbeda dengan Ibrahim yang menentang metode lama. Dengan menggantinya dengan konsep yang lebih beradab menurut pandangan manusia terkini. Dan akan terus mengalami perubahan.