Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Dilema Dusan Vlahovic, Antara Arsenal atau Serie A

12 Januari 2022   05:53 Diperbarui: 12 Januari 2022   18:05 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini dikarenakan, tim lain cenderung kurang punya pemain yang konsisten mencetak gol di tiap laga, seperti Cristiano Ronaldo dan Lukaku di musim lalu. Edin Dzeko memang masih tajam, tetapi dia cenderung sudah lebih berupaya bermain kompleks, alih-alih fokus mencetak gol saja.

Lautaro Martinez-lah yang paling mungkin, karena dia sangat berambisi untuk dapat mengeksekusi banyak peluang yang dipunya timnya. Hanya saja, efektivitasnya masih kurang bagus.

Juventus juga tidak punya pengganti sepadan dengan Ronaldo. AC Milan juga sulit menempatkan pemainnya menjadi pencetak gol terbanyak, karena semua penyerangnya inkonsisten.

Artinya, Vlahovic jauh lebih berpeluang untuk mencapai gelar individu bersama Fiorentina, sekaligus menjadi pemuas dan pengukur tentang kemampuannya yang kemudian dapat dilihat oleh calon klub barunya. Ini yang sebenarnya terlihat ideal, terutama bagi Vlahovic.

Tetapi, ini tidak ideal bagi Arsenal, karena mereka masih sangat butuh penyerang seperti Vlahovic. Dia juga cenderung lebih ideal dibanding pilihan lain seperti Dominic Calvert-Lewin.

Meskipun, saat ini Arsenal sedang berkembang dengan banyak pemain Inggris, mereka masih perlu waspada dengan penurunan performa akibat faktor zona nyaman. Pemain Inggris ketika sedang tidak moncer masih cenderung mendapatkan tempat di tim, kecuali jika si pemain "berkaki kaca" seperti Jack Wilshere. Ini beda cerita.


Namun, kita bisa melihat contoh pada Raheem Sterling, Harry Kane, hingga Marcus Rashford. Ketika mereka sedang tidak menunjukkan performa gemilang, mereka masih punya kesempatan bermain yang banyak.

Mereka pun cenderung tidak khawatir jika harus hengkang, karena pasti ada yang menampung. Bahkan, bisa saja dapat menghasilkan tebusan tinggi (overpriced) di bursa transfer.

Ini yang patut dipertimbangkan oleh Arsenal, meski peluang mereka merekrut Calvert-Lewin ataupun Ollie Watkins lebih terbuka dibanding Vlahovic, yang dikabarkan menolak Arsenal karena tidak yakin dengan proyek masa depan Arsenal.

Pemain yang tidak percaya dengan masa depan sebuah klub yang menaruh minat kepadanya, berarti dia tidak punya hasrat untuk meraih sesuatu bersama klub tersebut. Ini yang juga patut dicermati, meskipun ungkapan seperti itu biasanya dapat berubah jika si pemain akhirnya berlabuh di klub tersebut.

Kita tidak pernah tahu. Termasuk, bagaimana akhir dari dilematika Vlahovic; antara ke Arsenal atau memilih cita-cita terselubungnya untuk menjadi topskor di Serie A di musim ini. Patut dinantikan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun