Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Membedakan Suka Liga dengan Suka Tim Nasional (Bagian 2-Selesai)

29 Juni 2021   22:25 Diperbarui: 29 Juni 2021   22:54 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apakah menyukai sebuah timnas karena liganya? Sumber: diolah dari AFP/Michael Regan/via Kompas.com dan Wikipedia.org

Uniknya, di Juventus, Ronaldo juga tidak sedikit bermain dengan taktik pragmatis. Padahal, skuad Juventus bisa dikatakan selalu lebih bagus dari klub Italia lainnya.

Apa memang Portugal sudah menanamkan akar pragmatisme sangat dalam sampai pemain dan pelatihnya seolah berjodoh dengan pragmatisme?

Sebenarnya, ada pelatih Portugal yang sedikit tidak pragmatis. Dia adalah Andre Villas-Boas.

Mantan pelatih FC Porto, Chelsea, dan Tottenham Hotspur itu terlihat lebih berani menggunakan taktik keluar menyerang. Tetapi, sayangnya dia masih kurang berhasil ketika melatih klub di luar Portugal.

Termasuk saat dirinya melatih di Ligue 1 bersama Olympique Marseille. Ini membuat saya berpikir, apa karena Villas-Boas tidak berjodoh dengan gaya main terbuka?

Sebenarnya, bermain pragmatis bukan berarti banyak bertahan. Tetapi, lebih ke mengefektifkan serangan. Itu yang saya lihat ketika klub yang dilatih Villas-Boas bermain.

Seperti FC Porto dan Marseille. Mereka bermain di liga domestiknya tentu sebagai tim kuat yang mampu mendominasi permainan.

Tetapi, mereka berupaya mengefektifkan serangan dengan cara membiarkan lawan berani bergerak maju mendekati garis dekat pertahanan mereka. Ketika serangan lawan mentah, di situlah momen untuk menyerang balik.

Apa itu dilakukan Mourinho dan Santos?

Menurut saya, Mourinho lebih berorientasi pada hasil. Bukan tentang efektif, efisien, alih-alih gaya bermain menghibur. Ini yang kemudian saya pikir seperti diduplikasi oleh Santos bersama tim Portugal.

Saya maklum, ketika itu dilakukan di Euro 2016. Tetapi, ketika itu juga dilakukan di Piala Dunia 2018, saya cukup heran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun