Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Membedakan Suka Liga dengan Suka Tim Nasional (Bagian 2-Selesai)

29 Juni 2021   22:25 Diperbarui: 29 Juni 2021   22:54 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apakah menyukai sebuah timnas karena liganya? Sumber: diolah dari AFP/Michael Regan/via Kompas.com dan Wikipedia.org

Meski begitu, saya pikir ini adalah awal dari perjalanan Turki menatap masa depan. Mereka saat ini sedang mempunyai banyak pemain berkualitas di usia yang masih muda.

Maka, tidak menutup kemungkinan bahwa mereka juga bisa mengikuti jejak Belgia sebagai tim kuat penantang gelar juara di ajang internasional. Saya menyatakan demikian, bukan karena saya mengikuti Super Lig, liga utama Turki. Tetapi, saya cukup tahu kualitas para pemainnya.

Artinya, ketika saya melihat timnas, sebenarnya berbeda dengan bagaimana saya melihat kompetisi domestiknya. Saya bisa memuji dan berharap tentang masa depan tim Turki, tapi saya tidak terlalu mau tahu-menahu dengan Super Lig.

Walaupun benar, saya pernah sedikit membahasnya lewat drama antara Trabzonspor dengan John Obi Mikel.

Baca juga: John Obi Mikel Pilih Keluarga daripada Profesi

Tetapi, saya pikir kualitas Super Lig tidak bisa disandingkan dengan timnas Turki. Sekali lagi, saya melihat bahwa antara liga dan timnas terkadang punya jalan cerita yang berbeda.

Sama halnya dengan Portugal, negara yang sebelumnya saya singgung untuk mengaitkannya dengan timnas Inggris. Kenapa harus Portugal?

Karena, negara ini seperti menganut pragmatisme dalam sepak bola. Saya sebut negara, karena beberapa pelatih Portugal seperti menganut gaya bermain pragmatis.

Tidak hanya pelatih top seperti Jose Mourinho. Pelatih lain seperti Nuno Espirito Santo juga terlihat fasih memainkan sepak bola pragmatis bersama Wolverhampton Wanderers.

Tentu, rujukan selanjutnya adalah Fernando Santos. Pelatih Timnas Portugal ini juga cenderung bermain pragmatis, walaupun di sana ada pemain sehebat Cristiano Ronaldo.

Entah mengapa, Cristiano Ronaldo seperti berjodoh dengan sepak bola pragmatis. Real Madrid di era kepelatihan Mourinho, Ronaldo harus bermain pragmatis. Apalagi, ketika harus bertemu dengan Barcelona di El Clasico.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun