Aktivis yang matang bukanlah mereka yang menolak realitas, melainkan yang mampu menavigasi realitas tanpa menyerah pada logika oportunistik.
Pendidikan Islam ideal lahir dari harmoni konservatif, rasional, dan pragmatis.
Politik Indonesia terkenal cair dan pragmatis. Bisa saja berujung pada pencalonan pasangan Anies Baswedan dan Gibran di masa depan
Menurut beberapa kelompok, nilai dan pendidikan memiliki arti dan konsep yang berbeda. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi ?
Regresi demokrasi sedang terjadi di mana-mana. Dunia membutuhkan pribadi dan ilmu sosial profetis
Orang makin kritis dan cerdas jadi berbelanja sebelum hari raya alasannya tidak melulu karena diskon!!
Cerita lucu yono saat ke Amerika, mencoba hasil kursus bahasa Inggris kilat untuk mecari teman wanita cantik.
Terkadang hasrat pura-pura kaya terbungkus pada gaya pakian kita. Di waktu yang sama pula gaya kita menyengsarakan diri kita dan keluarga kita.
Apakah kita akan terus memilih keheningan yang memisahkan, atau berani mengambil langkah untuk berbicara dan menyembuhkan?
Menjadi Manusia yang menghargai
manusia yang idealis, dia mempunyai sikap yang berbeda dengan pandangan mayoritas.
Perilaku pragmatis yang diperlihatkan oleh pelaku politik di Indonesia, mengangap kebenaran hanya berdasarkan manfaat praktis yang didapatkan.
Kecerdasan intelektual bernalar kritis dibutuhkan dalam berpolitik praktis. Politisi dituntut untuk berpikir rasional dan pragmatis dalam menjalankan
Pemilu 2024 sebentar lagi akan di helat, partai-partai politik dan kader partai sibuk mondar-mandir pindah partai dan koalisi.
Kaum muda yang berani berjuang dalam arena politik, harus bersedia berdedikasi penuh terhadap apa yang diperjuangkannya.
Pendekatan pragmatis dan ideologis adalah dua sudut pandang yang sering diperdebatkan dalam berbagai konteks sosial, politik, dan filosofis.
Bangkit mengjadapi tantangan apa yang seharusnya dilakukan
Kawan-kawan tentu mengenal sosok pemikir bernama Tan Malaka. Ia merupakan satu dari banyaknya keturunan minang yang diakui pemikirannya.
Sering denger gak, sama kata-kata "hidup jangan pragmatis", "politik pragmatis", atau "ih si dia mah pragmatis". Coba kalau pragmatis dalam beragama?
Pada diskursus singkat ini, esai William James The Will to Believe akan direkonstruksi dan diperiksa secara kritis.
