Secara objektif, ini sebenarnya sangat bisa diterima. Tetapi, secara subjektif bagi kubu Kolombia, tidak salah kalau mereka masih sulit untuk menerima.
Nahasnya lagi, sejak gol itu, Kolombia seperti kehilangan arah. Berbeda dengan Brasil yang kalem tapi mematikan.
Itu dapat dilihat dari gol kedua Brasil yang dicetak Casemiro. Menariknya, gol ini juga dari sundulan.
Gol tercipta dari eksekusi sepak pojok yang akurat dari Neymar menuju kepala Casemiro. Kembali lagi, David Ospina tidak sanggup menghalaunya karena sudah tidak dapat membaca arah bola dengan tepat.
Walaupun, ini juga karena bek-bek Kolombia juga tidak mampu mengawal ketat pemain-pemain Brasil di tiang dekat. Akhirnya, Brasil menang dengan skor 2-1 dan membuat mereka sudah pasti lolos ke perempat final sebagai juara grup.
Torehan 9 poin dengan menyisakan satu laga lagi sudah tidak mampu dikejar oleh Kolombia yang sudah tuntas memainkan 4 laga di fase grup.
Perolehan poin Kolombia adalah 4 poin dengan 1 kemenangan, 1 imbang, dan 2 kekalahan. Ini membuat Kolombia tetap bisa lolos ke perempat final.
Mereka disusul Peru yang masih menyisakan 1 laga lagi dengan torehan 4 poin. Kalau Peru menang dari Venezuela (2 poin), maka torehan poinnya akan mencapai 7 poin. Itu akan membuat Peru menjadi runner-up.
Kalau imbang pun, Peru bisa menjadi runner-up. Bedanya, Venezuela punya potensi lolos, karena Ekuador (2 poin) di laga terakhirnya harus berhadapan dengan Brasil.
Melihat performa impresif Brasil di tiga laga sebelumnya, maka Ekuador cukup sulit untuk mencuri poin. Kecuali, kalau Brasil tidak bermain maksimal, baru Ekuador punya potensi merepotkan Brasil dan minimal meraih 1 poin.
Itu cukup untuk lolos ke perempat final, karena mereka punya defisit gol lebih baik dari Venezuela. Dengan catatan, Venezuela maksimal hanya imbang. Ekuador saat ini punya defisit -1 gol, sedangkan Venezuela -3 gol.