Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Situs IndoXXI Akan Dihapus, Pemerintah Sudah Punya Solusi untuk Menggantinya?

22 Desember 2019   07:17 Diperbarui: 22 Desember 2019   20:04 8717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, faktor kesibukan mereka yang tidak selamanya dapat mengakomodir waktu untuk menonton film di bioskop. Ini dapat dialami oleh mahasiswa dan pekerja yang memiliki jadwal untuk berkegiatan secara padat.

Apapun level ekonominya tidak akan berpengaruh besar, selama akses mereka untuk mengunduh film lebih baik daripada harus mengorbankan waktu dan tenaganya untuk berada di bioskop.

Kedua, faktor wilayah yang tidak semuanya terdapat bioskop. Jika tidak percaya, ada beberapa daerah yang belum memiliki bioskop, dan bisa dicari sendiri-sendiri untuk membuktikannya. Salah satu kota yang pernah tidak memiliki bioskop adalah Blitar.

Sehingga, tidak mengherankan jika sebelum Agustus 2018, ada orang-orang dari sana yang harus "bermusafir" sejenak ke Tulungagung dan Malang untuk dapat menonton film. Wow!

Ketiga, faktor kebutuhan. Ada kalanya kita sebagai masyarakat ingin memiliki arsip terhadap film-film tersebut. Ini bahkan penulis alami ketika ingin menonton film-film lama yang bahkan dari film zaman Warkop DKI, Suzanna, hingga film zaman Benyamin Sueb yang pernah menjadi sang flamboyan di dunia perfilman Indonesia.

Bahkan, di film zaman sekarang pun sudah ada orang-orang yang menginginkan adanya arsipnya -seingat penulis pernah ada netizen di Youtube yang berharap ada unggahan film secara resmi di channel beberapa PH.

Hal ini biasanya disebabkan adanya apresiasi dari para penonton di bioskop yang mengakui bahwa film tersebut memang berkualitas dan perlu untuk dikoleksi. Pengoleksian film tersebut tentu menjadi bukti bahwa film itu layak diapresiasi hingga tak lekang oleh waktu, dan bisa saja menjadi bahan "tutur-tinular" kepada orang-orang terdekat dari si penonton bioskop tersebut dari waktu ke waktu.

Artinya, masyarakat yang mengunduh film-film itu juga tak selamanya hanya orang-orang yang tidak mampu berkunjung ke bioskop dan karena harga tiketnya yang mahal, melainkan juga orang-orang yang sudah pernah ke bioskop untuk menonton film itu.

Dikarenakan kualitas filmnya atau ketertarikan dari penonton tersebut, maka ada keinginan untuk mengunduh dan mengoleksi film tersebut.

Jadi, dengan tiga alasan dari keberadaan aktivitas mengunduh film tersebut, kita tidak bisa memukul rata terhadap status dan strata para pengunduh film.

Memang, jika dibandingkan dengan penonton di bioskop, jumlah pengunduh film atau pengunjung situs unduh film ilegal akan terlihat sangat banyak. Namun, bukan berarti mereka tidak mampu (ekonomi), melainkan ada hal-hal lain yang sebenarnya tidak mampu diselesaikan oleh pemerintah dalam waktu cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun