Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Strategi Militer China di Perairan Taiwan dan Jepang

26 Januari 2022   14:46 Diperbarui: 17 Maret 2022   15:49 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertemuan Quad Indo-Pasifik di Tokyo yang dihadiri oleh Menlu AS, Jepang, India dan Australia. (Foto: Kiyoshi Ota / Pool via AP)

Beijing terguncang oleh rencana ini, dan mengatakan bahwa AS dan Jepang "tanpa dasar" telah menyerang China.

"Pertemuan antara pemimpin AS dan Jepang merupakan nada lama yang dimainkan berulangkali pada diskusi tentang masalah terkait China. Sekali lagi yang mereka lakukan telah menodai dan menyerang China tanpa dasar, sangat mencampuri urusan dalam negeri Cina, dan secara serius melanggar hukum internasional dan norma-norma dasar yang mengatur hubungan internasional. China dengan tegas menentangnya, mengutuk keras, dan telah mengajukan perwakilan diplomatik yang tegas kepada AS dan Jepang." kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Senin, 24 Januari 2022 (dilansir dari Reuters). 

Amerika Serikat dan Jepang semakin mengeratkan ikatan keamanan mereka. Mengapa China terganggu? karena QUAD pada dasarnya merupakan aliansi anti-china.

Ada banyak spekulasi tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Seorang peneliti Rusia Artyom Lukin mengutarakan pendapat kepada South China Morning Post bahwa Jepang akan bergabung dengan AUKUS yang merupakan aliansi keamanan Australia, inggris, dan AS. AUKUS kemungkinan akan berganti nama menjadi JAUKUS jika Jepang ikut bergabung.

Ada klaim bahwa sudah ada perjanjian informal. Berikut saya kutip perkataan Lukin:

"de facto itu sudah ada, secara informal, dan hubungan formal mungkin sedang dikerjakan, meskipun pejabat AS mengklaim sebaliknya. Tokyo telah konsisten mengisyaratkan bahwa dirinya (Jepang) tidak akan berdiri sendiri dalam kontingensi atas Taiwan dan lebih vokal dalam beberapa bulan terakhir."

Sebelumnya AS telah mengesampingkan kemungkinan ini dan mengatakan bahwa Jepang tidak akan menjadi bagian dari AUKUS. Tapi perubahan gelombang di perairan Jepang dan Taiwan tampaknya akan mengubah keputusan tersebut.

Pertama, latihan bersama angkatan laut Jepang-AS. 

Kemudian kesepakatan pertahanan Jepang-Australia yang akan dilakukan pada akhir bulan ini, yang berarti akan ada lebih banyak latihan perang dan penerbangan. 

Untuk Jepang-Inggris, mereka sudah berkolaborasi dalam proyek pertahanan, bersama-sama mereka telah memutuskan untuk membangun sebuah mesin berkekuatan jet tempur generasi keenam.
Jadi ini artinya Jepang bekerja sama erat dengan semua anggota AUKUS. Bisa jadi hanya formalitas. Tapi apa yang akan terjadi selanjutnya? bisakah aliansi ini saja cukup menghentikan rencana invasi negara-negara raksasa dunia?

Kini, diplomasi global mirip semangkuk sup alfabet; ada AUKUS yang merupakan aliansi keamanan, QUAD yang merupakan aliansi demokratis, yang ditujukan untuk membiayai proyek infrastruktur, membangun alternatif bagi rantai pasokan (suply chain). Semuanya sangat bagus, semua ini adalah untuk melawan agresi China.


Di atas kertas, semuanya merupakan rencana hebat, meskipun praktiknya belum berjalan sebagaimana mestinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun