Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Pencuri Cilik dan Pertolongan yang Tak Terduga

20 Januari 2022   02:05 Diperbarui: 23 Januari 2022   22:05 1127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lili masih punya tiga kilo perjalanan untuk sampai ke gubuk kayu yang berada di lahan kelapa sawit yang terbengkalai, tempatnya tinggal bersama Mama dan si kembar. 

Kata Mama, tempat mereka dulunya adalah lahan kelapa sawit yang berfungsi, tetapi sekarang lahan itu ditumbuhi rumput liar, jejeran kelapa sawit yang tidak produktif, dan gudang merah pudar yang menjadi rumah bagi keluarga burung hantu. 

Mata bulat burung bijaksana mengintip Lili dari kegelapan setiap kali dirinya cukup berani untuk mengintip ke dalam, mengingatkannya pada berlian berkilauan ditambang para kurcaci Putri Salju.

Lamunannya sekilas terbawa ke gambar para kurcaci yang tertidur pulas di gubuk mereka pada sampul buku Putri Salju dan Tujuh Kurcaci. Namun, berbeda dengan tujuh kurcaci, Lili tahu pekerjaannya belum selesai ketika sampai di rumah malam ini.

Ketika berjalan dengan susah payah melewati jalan masuk yang panjang dan berkerikil, seekor burung hantu terbang rendah di atas kepalanya, Lili terkejut setengah mati sehingga hampir menjatuhkan wafer cokelat. 

Dia tahu itu hanya rasa bersalah yang membuatnya merasa seperti sedang diburu, dan tetap bergegas menuju rumah. Dia akhirnya bisa mengembuskan napas lega saat tiba di depan pintu rumah. Lili memasukan wafer cokelat ke dalam tas agar tidak terlihat oleh kembar. 

Mereka -Dahlia dan Desi- sedang duduk di depan cahaya pelita, memainkan jari, membentuk bayangan rupa-rupa yang terbentuk di dinding kayu. 

"Helo gais...bim salabim!" katanya, merapalkan mantra ajaib, dan mereka melompat berlari memeluknya girang, mata mereka berapi-api oleh misteri yang menunggu di tas kakak. "Tunggu, tunggu!" Lili berkata sambil tertawa. "Sa ada hadiah, tapi rahasia, kam dua makan habis dulu baru nanti sa kasi."

Mengajak kembar kembali ke depan pelita, Lili menyebarkan hadiahnya di meja dapur. Dia melempar dua bungkus mie instan dan biskuit ke dalam lemari makan untuk sarapan kembar besok. 

Kemudian membuang kedua isi ikan kaleng ke dalam panci dan mulai memanaskannya di atas kompor. Saat sudah mendidih, Lili menuangkan setengahnya ke dalam mangkuk untuk Mama, bersama sepiring nasi yang sedari tadi menunggu kawan. 

Dia membawa mangkuk ke kamar tidur, di mana ibunya meringkuk dengan wajah menghadap ke dinding.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun