Mohon tunggu...
Davinci P
Davinci P Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa semester 7 Program Studi Kedokteran. Selama menjalani masa perkuliahan, saya aktif terlibat dalam berbagai program kerja, baik di lingkungan internal kampus maupun eksternal. Saya suka menulis, karena melalui tulisan saya dapat mencatat ide, pengalaman, dan pemikiran saya, sekaligus menuangkannya menjadi bentuk yang dapat dibaca, diingat, dan dibagikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Miras Berujung Penikaman di Tanah Manado

11 Oktober 2025   06:54 Diperbarui: 11 Oktober 2025   06:54 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lemahnya kontrol masyarakat dan nilai moral; warganya enggan untuk menegur perilaku mabuk karena dirasa sudah menjadi kebiasaan, atau karena takut tidak diterima oleh orang-orang yang ditegur.

  • Struktural

Dari pandangan saya, jika pengawasan dan penegakan hukum dijalankan dengan baik, saya rasa akar dari permasalahan ini bisa diatasi. Dari yang saya lihat sendiri, rata-rata penegakan hukum dilakukan hanya ketika sudah ada korban. Razia dilakukan, tetapi jarang. Apalagi miras dijual bebas tanpa izin; semua bisa menjangkaunya, bahkan anak di bawah 17 tahun. Dirasa pemerintah atau kepolisian seharusnya tahu, tetapi tidak tegas menertibkan, entah karena keterbatasan sumber daya, atau mungkin karena "terciprat" uang haram makanya mereka diam.

  • Stres

Ketika orang stres karena ekonomi atau permasalahan pribadi, terkadang miras menjadi tempat pelarian; karena efeknya yang meningkatkan pelepasan dopamin sementara, menimbulkan rasa senang dan euforia, dan dirasa bisa membuat lupa dunia, apalagi dengan harganya yang murah.

Jadi, bisa dilihat bahwa ini bukan disebabkan oleh hal tunggal, tetapi oleh berbagai macam faktor yang saling berkaitan. Penelitian dengan judul "The Influence of Alcohol Consumption on Fighting, Shoplifting and Vandalism in Young Adults"meneliti bagaimana konsumsi alkohol mempengaruhi perilaku agresif atau kecenderungan untuk berkelahi. Hasilnya mendukung keyakinan umum bahwa ketika berada di bawah pengaruh alkohol, orang cenderung lebih agresif; dengan kata lain, konsumsi alkohol meningkatkan perilaku kekerasan atau tindakan agresif yang meningkatkan kemungkinan terjadinya konflik fisik atau kekerasan.

Menurut teori Social Disorganization Shaw & McKay, perilaku minum miras yang berujung pada penikaman bukan semata karena individu mabuk, tetapi karena lingkungan sosial yang gagal menanamkan dan menegakkan kontrol sosial informal. Dalam masyarakat dengan disorganisasi sosial tinggi, miras dan kekerasan menjadi bagian dari pola hidup yang dianggap "biasa."

Melihat semua kejadian ini, saya rasa pemerintah perlu lebih serius dalam menata masalah peredaran dan pengawasan miras di Sulawesi Utara, khususnya di Manado. 

Pengawasan jangan hanya dilakukan ketika sudah ada korban, tapi dimulai dari akar, dari izin penjualan, distribusi, sampai edukasi masyarakat. Razia perlu rutin dilakukan, bukan sekadar formalitas, dan penjual tanpa izin seharusnya benar-benar ditindak tegas.

Selain itu, pemerintah juga bisa menggandeng tokoh agama, pemuda, dan komunitas lokal untuk menanamkan kembali nilai-nilai hidup rukun tanpa harus bergantung pada alkohol.

 Saya percaya, orang Manado itu hangat dan terbuka karena saya orang asli Manado, tapi kehangatan itu jangan sampai jadi alasan pembenaran untuk hal-hal yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.

Edukasi soal bahaya alkohol juga harus diperkuat sejak sekolah, bukan hanya soal dampak medis, tapi juga dampak sosialnya, bagaimana satu gelas bisa berubah jadi satu masalah besar. Pemerintah daerah bersama aparat hukum juga sebaiknya membuka tempat pelaporan cepat bagi masyarakat untuk melaporkan peredaran miras ilegal atau perilaku mabuk di tempat umum. Dengan begitu, kontrol sosial bisa berjalan dua arah, dari masyarakat dan juga dari pemerintah.

Di tempat saya, terlalu banyak cerita yang berakhir buruk karena sebotol minuman. Di satu sisi, kita ingin hangat dan akrab, di sisi lain, kita lupa batas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun