Mohon tunggu...
David Khadafi
David Khadafi Mohon Tunggu... Buruh - Debutan

Melesatlah bersama cinta seperti anak panah menuju sasarannya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Indonesia Dalam Perspektif Psikoanalisis

17 Juli 2019   18:00 Diperbarui: 18 Juli 2019   08:49 1396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedangkan Ego adalah sesuatu yang terbentuk dengan diferensiasi dari Id. Bila Id meliputi aspek biologis, maka Ego meliputi aspek psikologis dari kepribadian. Artinya, Ego terbentuk akibat kontak dengan dunia luar (sejak bayi), khususnya dari orang-orang di sekitar seperti orang tua, pengasuh dan kakak atau adik. Perlu digaribawahi, Ego yang dimaksud di sini bukanlah seperti apa yang ada di dalam psikologi nonanalitis yang diberi nama Ego atau Aku. Dan, Ego yang dimaksud di sini bersifat sadar, prasadar maupun tak sadar, meski sebagian besar aktivitasnya bersifat sadar.

Ego yang aktivitasnya bersifat sadar adalah persepsi lahiriah, persepsi batin dan proses-proses intelektual. Sedangkan, Ego yang bersifat prasadar adalah fungsi ingatan (yang semula lupa, kemudian diingat kembali).

Dan, Ego yang aktivitasnya bersifat tak sadar muncul dalam bentuk mekanisme-mekanisme pertahanan diri (defence mechanisms). Istilah mekanisme-mekanisme pertahanan diri dipakai Freud untuk menunjukan proses tak sadar yang dijalankan individu guna melindungi si individu dari kecemasan atau keadaan atau kondisi yang tidak diinginkan. Tetapi, mekanisme-mekanisme pertahanan diri itu sendiri juga dapat membangkitkan kecemasan atau suatu kondisi yang tidak diinginkan.

Mekanisme-mekanisme pertahanan diri (defence mechanisms) adalah mekanisme yang rumit dan terdiri dari banyak macam. Menurut Freud, ada 7 mekanisme-mekanisme pertahanan diri yang umum dijumpai, diantaranya: represi (repression), sublimasi (sumblimation), proyeksi (projection), pengelakan atau pemindahan (displacement), rasionalisasi (rationalization), pembentukan reaksi (reaction formation), dan regresi (regretion).

Dari 7 mekanisme-mekanisme pertahanan diri itu, Freud mengatakan bahwa represi adalah faktor penting dalam terjadinya neurosis--gangguan mental. Sebab, apa yang direpresi atau terepresi---ditekan, disingkirkan, atau dilupakan akan selalu menimbulkan resistensi---perlawanan.

Yang dimaksud Freud adalah bahwa sesuatu yang direpresi---disingkirkan atau dihilangkan---menghilangkan suatu pikiran atau keinginan yang dianggap tidak pantas, ke taraf yang lain---dari taraf sadar ke taraf tak sadar. Akan tetap tinggal. Tidak hilang begitu saja. Bahkan acap kali timbul kembali, yang dimana dalam istilah Freud disebut dengan resistensi. Singkat kata, emosi yang terpendam tidak akan pernah mati, akan tetap ada seperti dikubur hidup-hidup dan dapat muncul sewaktu-waktu dengan cara yang lebih buruk.

Tapi, marilah kita berhenti sejenak di sini, membahas satu per satu mengenai mekanisme-mekanisme pertahan diri itu, sebelum membahas lebih lanjut tentang Ego. Selain agar dapat pemahaman yang utuh tentang psikoanalisis, juga agar dapat menganalisis kesehatan psikis kita sendiri.

Berikut 7 mekanisme-mekanisme diri yang umum dijumpai:

1. Represi (repression)

Adalah mekanisme pertahanan diri yang dilakukan dimana seseorang memiliki pikiran, kehendak atau kondisi yang tidak sesuai dan mengganggu kondisi batinnya sehingga menimbulkan kecemasan. Secara tidak sadar seseorang menekan pikiran-pikiran yang tidak sesuai atau menyedihkan itu keluar dari alam sadar ke alam tak sadar.

Contoh: Ketika seseorang merasa kecewa, sedih atau galau. Ketika itu ia menekan pikirannya dengan maksud agar dapat melupakan seseorang atau ingatannya yang membuatnya kecewa, sedih atau galau. Tetapi, semakin dilupakan semakin kuat ingatan dan pikirannya. Semakin kuat resistensi---perlawanan dari yang direpresi atau yang terepresi yang muncul. Dengan demikian semakin kecewa, sedih dan galau kondisi batinnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun