Mohon tunggu...
David Alfaroz
David Alfaroz Mohon Tunggu... Mahasiswa Mercu Buana

Nama: David Alfaroz NIM: 43223010173 Fakultas Ekonomi & Bisnis/Prodi S1 Akuntansi Mata Kuliah: Sistem Informasi Akuntansi Dosen: Prof.Dr. Apollo, Ak, M.Si

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

B206_TB1_Implementasi Sistem Informasi Akuntansi dalam membuat Program Kasir Sederhana menggunakan Python

5 Mei 2025   00:54 Diperbarui: 5 Mei 2025   00:54 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

3. Pemrograman Imperatif (Imperative Programming)

Pemrograman imperatif adalah paradigma pemrograman yang berfokus pada serangkaian instruksi yang harus diikuti komputer untuk mengubah keadaan atau status program. Dalam paradigma ini, programmer mendefinisikan langkah-langkah eksplisit yang harus diambil oleh komputer untuk mencapai tujuan tertentu. Pendekatan ini sangat berguna dalam situasi di mana urutan eksekusi langkah demi langkah sangat penting. Python mendukung pemrograman imperatif dengan cara yang sangat sederhana, memungkinkan pengembang untuk menulis kode yang mudah dipahami dan dipelihara. 

Pada paradigma ini, alur eksekusi ditentukan oleh kontrol alur program yang melibatkan struktur seperti if-else, for-loop, while-loop, dan function calls. Dalam Python, struktur kontrol alur ini sangat mudah diterapkan, yang memungkinkan programmer untuk menangani berbagai kondisi dan iterasi data dengan sangat efisien. Pemrograman imperatif sering kali digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan logika langkah demi langkah, seperti algoritma sorting, pencarian, dan manipulasi data yang lebih langsung. Python memberi pengembang kontrol penuh atas proses tersebut, memungkinkan mereka untuk menulis program yang sangat ekspresif dan efisien. 

Pemrograman imperatif memungkinkan pengembang untuk merancang aplikasi dengan cara yang sangat fleksibel dan berorientasi pada hasil. Penggunaan kontrol alur yang jelas, seperti struktur kondisi dan loop, memungkinkan untuk merancang aplikasi dengan alur yang mudah diikuti dan mudah dimodifikasi. Meskipun sangat berguna untuk aplikasi sederhana, pemrograman imperatif juga memungkinkan pengembangan aplikasi kompleks dengan pengelolaan logika yang efisien. 

4. Pemrograman Prosedural (Procedural Programming)

Pemrograman prosedural adalah salah satu bentuk dari pemrograman imperatif yang menekankan pengorganisasian kode dalam bentuk prosedur atau fungsi. Fungsi-fungsi ini adalah blok kode yang dapat dipanggil untuk menyelesaikan bagian-bagian tertentu dari program. Python sangat mendukung pemrograman prosedural, dengan kemudahan untuk mendefinisikan dan menggunakan fungsi untuk modularisasi kode, sehingga mengurangi kompleksitas dan meningkatkan keterbacaan. 

Dengan memecah aplikasi menjadi bagian-bagian kecil (fungsi), pengembang dapat menghindari pengulangan kode dan meningkatkan penggunaan kembali kode (code reuse). Pendekatan ini memungkinkan pengembangan aplikasi yang lebih terstruktur dan terorganisir dengan baik, dengan setiap fungsi bertanggung jawab untuk tugas tertentu dalam aplikasi. Fungsi-fungsi ini dapat digunakan berulang kali dalam program, yang menghemat waktu dan usaha dalam pengembangan perangkat lunak. 

Pemrograman prosedural sangat efisien ketika digunakan untuk aplikasi yang tidak memerlukan tingkat kompleksitas tinggi, tetapi membutuhkan pengorganisasian yang lebih baik dan modularitas. Dalam Python, penggunaan fungsi sebagai unit dasar pengorganisasian kode sangat membantu dalam membuat program yang mudah dikelola dan dipelihara, bahkan ketika aplikasinya tumbuh lebih besar. 

5. Pemrograman Deklaratif (Declarative Programming)  

Pemrograman deklaratif adalah paradigma yang berfokus pada apa yang ingin dicapai oleh program, bukan bagaimana cara mencapainya. Dalam pendekatan ini, pengembang mendeklarasikan tujuan yang ingin dicapai, dan sistem atau interpreter akan menangani detail implementasi yang diperlukan untuk mencapainya. Python mendukung paradigma ini dalam berbagai cara, baik melalui pustaka seperti SQLAlchemy untuk pengelolaan basis data atau pandas untuk analisis data, yang memungkinkan pengembang mendeklarasikan operasi data tanpa memerlukan langkah-langkah rinci. 

Dalam pemrograman deklaratif, pengembang lebih fokus pada logika yang menggambarkan apa yang harus dilakukan terhadap data daripada bagaimana cara melakukannya. Ini membantu dalam menyederhanakan kode dan mengurangi kompleksitas, karena pengembang tidak perlu khawatir tentang rincian implementasi yang bersifat teknis atau mekanik. Sebagai contoh, dalam pustaka analisis data seperti pandas, pengembang hanya perlu mendeklarasikan transformasi data, dan pustaka tersebut akan menangani cara terbaik untuk melaksanakannya di bawah permukaan. 

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun