Biar diam ditengah kandang, tetap tersnyum karena tidak berbau , umur ayam 26 hari
Semua orang tahu, bahwa beternak itu pasti kotor, beternak itu pasti bau, makanya lokasi peternakan selalu di tempat yang jauh dari pemukiman penduduk, untuk menghindari permasalahan lingkungan, pokoknya setiap orang saat  melewati kandang, otomatis akan menutup hidungnya atau menahan napasnya, karena memang bau nya menyengat akibat dari ammonia.
Inovasi biotetes racikan saya terbukti bisa mengatasi semua permasalahan pencemaran lingkungan, sehingga beternak bisa dilakukan dihalaman rumah, bisa beternak di tengah kampung, karena soal bau bisa diatasi dari sumber masalahnya, yaitu dari perbaikan metabolism tubuh hewan yang kita pelihara.
Amonia, Gas Utama Penyebab Bau Kandang
Kandang yang berbau menyengat utamanya bersumber dari gas amonia (NH3) yang dihasilkan kotoran ayam. Meski sebenarnya dari kotoran ayam bisa terurai gas beracun lain seperti H2S, CO2, dan metana, namun di antara gas beracun tersebut yang paling banyak menimbulkan masalah bagi kesehatan dan produktivitas ayam, serta pemukiman adalah amonia. Menurut Rachmawati (2000), dalam satu hari seekor ayam rata-rata bisa mengeluarkan kotoran sebanyak 0,15 kg, dan dari total kotoran tersebut biasanya terkandung nitrogen 2,94%. Sisa nitrogen inilah yang nantinya akan menjadi sumber amonia.
Pada dasarnya, nitrogen dalam metabolisme protein makhluk hidup diekskresikan ke luar tubuh dalam dua bentuk senyawa kimia, yaitu urea atau asam urat. Jika masih berbentuk asam urat, nitrogen akan didekomposisi (diubah bentuknya) terlebih dahulu menjadi senyawa urea oleh bakteri ureolitik di lingkungan. Adanya kelembaban yang tinggi dan suhu yang relatif rendahlah yang akan membuat urea-urea yang mengandung nitrogen tadi akhirnya terurai menjadi gas amonia dan CO2.
Inovasi biotetes saya buat dengan penelitian lebih dari 10 tahun, saya melihat bahwa penyerapan nutrisi yang tidak optimal dari pencenaan ayam, penyebab masih tingginya kandungan protein dalam kotoran ayam, saya tambahkan enzyme protease dalam biotetes dan enzyme lipase yang berfungsi untuk memproses protein dan lemak, ditambah kandungan bakteri pengurai laktat, akhirnya membuat penyerapan makanan menjadi lebih optimal, perjalanan makanan dari mulut sampai dubur menjadi lebih lama ,dibuktikan dengan panjang usus yang lebih panjang 10% dari usus ayam normal, sehingga kotoran ayam yang keluar berupa ampas pas pas….sisa protein tinggal sedikit, kering dan tidak bau, dan kotorannya sudah bisa dipakai sebagai pupuk langsung pakai, karena C/N organic rasio antara 10 – 20, sehingga sudah tidak bersifat panas, aman bila mau langsung dipakai sebagai pupuk kompos, maka saya namakan PETERNAKAN TANPA LIMBAH.


Dengan efisiensi penggunaan pakan maka FCR nya juga terkoreksi, dari FCR 1.8 pada umur 34 Hari, menjadi FCR 1.6,efisien 200 gr per 1 kg daging ayam hidup,  pakan efisien disebabkan system metabolisme pencernaan nya optimal, polusi ammonia dikandang juga  rendah, membuat  ayam sehat, sehat membuat  antibiotic tidak digunakan, hasil laboratorium membuktikan daging ayam free kolesterol, tinggi Protein dan kaya akan omega 9 dan free antibiotic, luar biasa khan?

Saya tidak akan pernah berhenti berinovasi, karena dengan inovasi semua yang dulu tidak mungkin, sekarang jadi mungkin, daging free kolesterol dulu Cuma mimpi sekarang sudah terbukti nyata…..
Inovasi biotetes membuka  peluang usaha ternak ayam skala rumah tangga, bisa dipelihara dihalaman rumah,  sebagai usaha sambilan yang menguntungkan, mau coba ? ditunggu ya emailnya di davebekam@gmail.com.
Inovasi membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin
Salam inovasi
Bersambung…..
Baca artikel sebelumnya Â
baca juga pengalaman hidup saya penuh inspirasi
Artikel ke 32
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI