Mohon tunggu...
Deni I. Dahlan
Deni I. Dahlan Mohon Tunggu... Penulis - WNI

Warga Negara Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Siluman Api

21 Juni 2021   00:53 Diperbarui: 21 Juni 2021   01:09 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Baiklah. Aku tak akan mengejarmu, tapi kau harus berjanji satu hal." kata si pemuda.

"Apa?"

"Jangan mencari mangsa di jembatan itu lagi. Karena banyak orang tak bersalah yang melewati jembatan itu."

"Bagaimana mungkin aku tak kesana? Sudah tugasku mengambil nyawa makhluk hidup untuk kupersembahkan kepada dewa bulan!"

"Dewa bulan?"

"Ya. Aku diutus olehnya untuk menggantikan Lemah Geni sebelum aku. Aku diminta untuk mengumpulkan jiwa -- jiwa makhluk hidup sebanyak seribu nyawa! Dengan mengumpulkan nyawa sebanyak itu, aku akan lepas dari kutukan ini dan digantikan oleh Lemah Geni yang lain."


"Banyak sekali! Kalian apakan nyawa -- nyawa itu disana?"

"Kami jadikan roh -- roh itu untuk kami bakar, agar bulan purnama tampak kemerahan dan membara seperti api! LIhatlah ke atas! Mereka sedang berpesta menghidupkan bulan itu, sementara aku harus turun ke bumi untuk capek -- capek mencari mangsa!"

Si pemuda terdiam sejenak, lalu berkata lagi.

"Jadi begitu. Agar kau bisa bebas, butuh berapa nyawa lagi?"

"Sebelas! Aku butuh sebelas nyawa makhluk hidup agar aku lepas dari kutukan ini!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun