"Inilah yang menghubungkannya." Kata si mawar sambil menunjukkan sebuah lubang. Lubang itu berputar -- putar seperti pusar. Di dalamnya terlihat beberapa tanaman di dunia bunga.
"Lihatlah. Disana ada beberapa bunga yang mati, dan disini juga. Karena sebenarnya dunia kita bersisian." Kata si mawar.
"Jadi, kalau aku bisa mengalahkan mandrake itu, maka tanaman disini tidak akan diserang lagi?"
"Ya."
"Tapi bagaimana caranya?"
"Aku lihat kau mengetahui beberapa tanaman. Pelajarilah tanaman -- tanaman itu, dengan segala keunggulan dan kekurangannya. Kalau kau sudah menemukan tanaman yang pas untuk bertarung melawan mandrake, maka tata dan pimpinlah kami melawan mandrake."
"Tapi tanaman disini jumlahnya sedikit. Aku tahu beberapa jenis bunga, tapi kurasa tidak ada yang bisa mengalahkan mandrake itu."
"Makanya aku ajak kau kesini. Ayo kita masuk ke lubang itu, akan kutunjukkan sisi lain dari dunia kami."
"Kita mau kemana?"
"Ke dunia buah."
Lalu si mawar berlari dan melompat ke pusaran lubang tadi. Si gadis mengikutinya juga, dan mereka sampai di dunia buah, dimana dunia itu sangat gelap, agak pengap tapi ada beberapa benih buah yang terus menggeliat -- geliat tanpa henti, menunggu dipilih oleh si gadis untuk melawan melawan para mandrake.