"Sebenarnya kemarin aku ingin duduk dan minum teh bersama, tapi kau buru -- buru pulang."
"Ah, maaf. Waktu itu saya ada urusan. Jadi saya pulang lebih cepat."
"Oh, begitu. Baiklah. Kapan -- kapan datanglah lagi, mumpung anakku belum pindah ke utara."
Lalu si pengacara membeli satu ikat bunga.
"Toko ini ternyata bisa bertahan juga." Kata si pengacara.
"Begitulah, karena selalu ada pembeli yang singgah dan menggodaku." Kata si nenek.
"Jangan mulai, Nek. Tapi aku senang karena disinilah aku bisa mendapat bunga segar. Toko bunga lain banyak yang sudah tutup. Apalagi wabah itu belum hilang."
"Jadi wabah itu masih menyerang tanaman di kota ini?"
"Ya. Bunga -- bunga dan rumput banyak yang mati. Kambing dan sapi jadi kekurangan makanan. Lama -- lama mereka juga habis, dan kita manusia juga kena getahnya."
"Apa pihak kerajaan sudah minta tolong ke kerajaan lain?"
"Sayangnya belum. Karena saat aku dan kusirku hendak pergi minta tolong, kami dicegat Lemah Geni. Dan makhluk itu masih di hutan itu."