Bulat dan utuh
Padat dan rapat
Tanpa kerut, tanpa lusuh
Aku berusaha menelan liurku
Oranye, sedikit kuning di atasnya
Indahnya menutup mata
Semerbaknya mengaliri hidung
Utuhnya membuatku sayang
Aku tak mau dia rusak
Aku tak ingin dia pecah
Aku tak berharap memotong kesatuannya
Pelan dan pasti
Tanganku merayap, menggapai dan mengambilnya
Penuh sekali di genggamanku
Tanpa terasa
Jariku melucuti pakaiannya
Tanganku mencuil kulit mulusnya
Hingga polos tak terhalang
Sayang sekali, keutuhannya telah kunodai
Ia tak lagi penuh, tapi terbagi
Ia tak lagi utuh, tapi terpecah
Lidahku sudah mengecapnya
Asam, manis, kadang keduanya tak mampu lagi kubedakan
Aku sungguh menyesal
Tlah kurusak tatanan sempurna itu
Tapi
Andai aku tak membukanya
Mungkin aku tak tahu isinya
Andai aku tak menerobosnya
Mungkin aku tak tahu asam manisnya