Suatu ketika kapal mereka pergi ke Afrika membeli laki-laki, wanita dan anak-anak dengan harga murah lalu di jual seharga enam kali lipat sebagai budak pekerja kasar di ladang maupun sebagai pembantu yang harus bekerja apa saja ke Inggris, Amerika dan Negara lain.
Orang-orang Afrika saat hendak dibeli sering menolak, tetapipedagang budak mempergunakan kekerasan mengejar dan menangkap mereka, kaki dan tangannya dirantai kemudian diseret ke atas kapal dan diperlakukan bagaikan binatang.
Serta dipaksa himpit-himpitan diatas kapal karena jumlah mereka sangat banyak dan kapal over kapasitas sehingga para budak tersebut sulit bergerak dan bernafas. Beberapa diantara mereka cacat seumur hidup karena di rantai dan ada juga yang mati karena sakit cacar dan disentri.
Tahun 1748 kapal "Kreyhound" tempat John Newton bekerja mengalami hantaman badai laut sangat ganas, seluruh awak berupaya agar kapal tidak tenggelam di laut Atlantik.Â
Dengan kondisi itu, dalam keadaan panik, takut dan kepayahan John Newton berseru "Tuhan kasihilah kami", padahal dia sendiri tidak pernah berdoa sejak anak-anak. Dan John Newton sendiri tidak sadar, entah bagaimana kapal mereka bergerak ke arah daratan.
Walaupun sudah memperoleh keselamatan seperti itu ternyata bukan serta merta menjadikan John Newton merubah cara hidupnya, dan hal itu diungkapkan dengan kata-kata "Saya tidak dapat menganggap diri saya sebagai orang percaya dalam arti penuh".
Perubahan radikal terhadap hidupnya baru terjadi setelah dirinya mulai rajin membaca Alkitab dan merenungkan kembali pengalamannya tentang perbudakan dan peristiwa selamat kapal mereka dari terjangan badai.Â
Tahun 1772 John Newton menulis lirik lagu Amaging Grace yang syairnya berisi sebagai kesaksian kekuatan pemulihan kasih Allah yang terinspirasi dari pengalaman hidupnya yang kemudian dirinya sendiri diurapi sebagai seorang iman Anglikan.
Lagu Amaging Grace kemudian di alih bahasakan ke banyak bahasa dunia, termasuk di terjemahkan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) ke dalam Bahasa Batak untuk dinyanyikan dalam acara liturgi Gereja.
Secuil syairnya adalah, Amazing Grace how sweet the sound, That saved a wretch like me, I onces was lost but now am found, Was  blind but now I see.Â
Dalam bahasa Indonesia : Betapa indah suara itu, menyelamatkan yang malang sepertiku, Saya dahulu pernah hilang arah tetapi sekarang menemukannya kembali, Telah terbuta tetapi saat ini aku melihat.