Mohon tunggu...
Daniel Suharta
Daniel Suharta Mohon Tunggu... karyawan swasta -

www.daniest.com email : datasolusindo@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Mbah Kung Endy : Petouring Petarung yang Rendah Hati

5 Agustus 2015   10:32 Diperbarui: 5 Agustus 2015   17:33 1213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosial : bisa secara langsung berinteraksi dengan lingkungan yang dilewati, saling mengenal masyarakat baru sekaligus adat istiadat, budaya maupun mata pencahariannya, menikmati langsung kekayaan flora dan fauna, hijaunya dedaunan, pohon pohon besar maupun bunga liar yang indah di tebing pegunungan yang sangat mempesona, kicauan burung, kokok ayam hutan maupun suara suara khas binatang liar yang hidup bebas, gemericiknya air terjun diantara celah gunung batu, bagaikan alunan musik yang begitu syahdu.

Pendidikan : dengan bersepeda bisa membuktikan langsung pelajaran sejarah yang di kenyam saat di bangku sekolah seperti bangunan Candi, tempat pertempuran pertempuran pahlawan kemerdekaan, kerajaan dan lain lain. Sehingga kita betul betul tahu dengan pemahaman penuh betapa hebatnya para leluhur yang mempunyai patriotisme luar biasa, jiwa seni yang tinggi, solidaritas yang kuat serta religiusitas yang mendalam, suatu perpaduan sikap hidup yang paripurna, sebuah pelajaran sejarah hisup yang harus diteladani.

Religius : dengan bersepeda bisa menjalin silaturahmi antar pesepeda, semakin memahami sebagai mahluk yang lemah selalu membutuhkan yang lain, sehingga meningkatkan rasa syukur kepada yang telah memberi kekuatan, kesempatan dan kesehatan; karena dalam usia yang tidak muda lagi masih diperkenankan Tuhan mengayuh sepeda pada jalur yang demikian.

Dalam setiap kayuhan, selalu ada dzikir, karena langkah dan kayuhan ini tidak terlepas dari pertolonganNya. Itulah rasa syukur mbah Kung Endy yang juga diwujudkan dalam bentuk amal, menjaga dan melestarikan serta mencintai semua ciptaanNya, sekaligus sebagai sebuah wujud rasa cinta yang sederhana, wujud atau cara mencintai tanah air secara sederhana.

 
Perjalanan mbah Kung Endy yang bagi saya sangat sulit saya lakukan adalah dua Touring dengan jarak tempuh yang cukup jauh dan berat; yaitu touring Jogja ke Gunung Bromo dan touring Jejak Dakwah walisongo, dimana kedua perjalanan atau touring tersebut mempunyai latar belakang yang berbeda.

Motivasi mbah Kung Endy melakukan Tour de Bromo semata mata untuk menguji kemampuan dan ketahanan diri, menunjukkan eksistensi komunitas yang mbah Kung Enndy dirikan yaitu BCC (Basen Cycling Comunity), tujuannya agar mendapat pengakuan dan di kenal oleh publik secara luas melalui sosial media maupun media lain. Sedangkan Jelajah Jejak Dakwah Walisongo bertujuan untuk mengetahui lebih dekat lokasi dan pengaruh dakwah para wali terhadap tata kehidupan masyarakat di daerah/wilayah dakwah, menumbuhkan ghiroh (semangat diri) dalam peningkatan kualitas dan kuantitas ibadah serta amal di dalam kehidupan beragama maupun bermasyarakat.

Harapan dari kedua touring tersebut adalah bisa berjalan sesuai rencana, akan tetapi karena sesuatu hal akhirnya hanya tercapai 80 – 85 persen, namun semua itu sudah dianggap sukses oleh mbah Kung Endy dan tetap disyukuri, sambil tetap mengambil hikmah untuk dijadikan bekal pada perjalanan selanjutnya.

Kedua pengalaman diatas mbah Kung Endy berkenan akan menceritakab pada saya secara mendetail di lain kesempatan.

Pengalaman perjalanan yang paling mengesankan bagi mbah Kung Endy adalah saat melakukan touring pertama ke bandung pada bulan Maret 2014, ketika itu tiba di Bandung disambut oleh beberapa pejabat PT POS INDONESIA di kantor pos pusat termasuk bapak Direktur Utama, dicarikan tempat mengibnap yang cukup mewah dan dijamu dengan sangat baik; begitu pula saat pamit diberi berbagai macam macam kenangan, termasuk uang yang cukup untuk bekal pulang ke Jogja, walaupun sebenarnya sedari berangkat sudah mempersiapkan bekal uang sendiri.

Sangat saya maklumi ketika mbah Kung Endy yang adalah seorang pensiuan Kantor Pos Cabang ketika datang disambut langsung Direktur Utama dengan segenap fasilitas yang lebih dari cukup, tentulah sebuah kebanggan yang sekaligus keharuan karena meski sudah purna tugas masih begitu dihargai, membuat mbah Kung Endy merasa seperti pahlawan. Apalagi selain Direktur Utama Pos Indonesia juga turut menyambut pula pejabat perbankan yang belum pernah dikenal mbah Kung Endy sebelumnya, mengajak makan malam di sebuah restoran khas Bandung yang cukup terkenal. Sebuah kenangan yang tidak mungkin terlupakan, apalagi jalinan silaturahmi tersebut masih tetap terjaga dengan baik.

Adapun dalam setiap perjalanan bersepeda, mbah Kung selalu mengabadikannya dalam bentuk Foto sebagai dokumen pribadi sekaliguas untuk bercerita kepada keluarga dana juga untuk memberi motivasi baik bagi kalangan muda maupun tua, bahwa umur bukan suatu hambatan untuk sehat, mandiri, sabar dan bermental pejuang atau pantang menyerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun