"Kenapa?"
"Entahlah, Bang. Sejak pulang dari perkebunan, dia tiba-tiba marah lalu menalakku."
"Di mana anakmu?"
"Ada di rumah bersama emak. Bang, bisa pinjam aku uang? Aku akan daftar jadi TKW agar bisa menafkahi Wika dan emak."
Akim yang terkenal dermawan langsung mengiyakan. Sejak hari itu, mereka menjadi sangat dekat. Bahkan, Akim setia mendampingi Linik ke pengadilan agama untuk mengurus perceraiannya.
"Terima kasih untuk segala bantuannya, Bang. Besuk aku akan ke agen untuk mendaftar jadi TKW."
"Kamu tidak perlu ke Malaysia, Nik. Kita menikah saja, aku akan merawat Wika seperti layaknya anak kandung."
"Ta ... tapi, Bang."
"Orang tuaku sudah setuju, kita tinggal meminta doa restu kepada emakmu."
Ternyata, Akim melakukan semua itu atas dorongan orang tuanya. Orang tuanya yakin bahwa Linik bisa menjadi istri yang baik. Sebagai anak lelaki satu-satunya, dia tidak ingin mengecewakan keluarga. Maka, dia menuruti permintaan orang tua untuk melamar Linik meski hatinya telah tertarik kepada Safinah.
Dua bulan setelah menikah, kebohongan Linik terbongkar. Dia tidak diceraikan oleh Atmojo, tetapi sengaja mengajukan gugat cerai secara diam-diam. Alasannya, dia tidak tahan hidup serba kekurangan. Peristiwa tersebut memicu pertengkaran dan hampir saja dia diceraikan oleh Akim.