Mohon tunggu...
Daniel Fransisco Silitonga
Daniel Fransisco Silitonga Mohon Tunggu... Guru - Coach

Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jika Kita Tidak Peduli

28 September 2020   12:14 Diperbarui: 28 September 2020   13:08 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini seperti biasanya aku bangun pukul 05.45 WIB, kemudian berdoa dan bersaat teduh. Setelah itu ku buka sosial mediaku, Facebook. Kemudian aku tidak sengaja membaca postingan temanku yang ada dikampung. Postingan itu berisi berita seorang anak SMA di kampung ku yang diciduk polisi karena kasus narkoba.

Awalnya aku biasa aja, dan berpikir toh itu hidup dia. Apa yang kau tanam, itu yang kau tuai, pikirku. Memang seharusnya mereka ditangkap. Tapi kemudian pikiranku bertanya tanya, kenapa bisa seusia dia melakukan itu. Kenapa sekarang anak SMA sudah terlibat hal yang seperti itu, padahal dulu hanya beberapa saja yang terlibat. Apa sebabnya dan bagaimana kedepannya?, Tanyaku dalam hati.

Akupun teringat salah satu cerita Ajah Brahm di bukunya yang berjudul Si Cacing Dan Kotorannya. Jadi begini,

Di rumah Pak Adi dan istrinya, seekor tikus ketakutan karena mendengar istri pak Adi akan membeli perangkap tikus dan akan menangkapnya. Kemudian si tikus panik dan mendatangi ayam peliharaan pak Adi.

"Ayam...ayam...bagaimana ini, istri pak Adi akan membeli perangkap tikus untuk menangkap ku. Aku takut" kata tikus.

"Itukan urusanmu. Ya kamu hadapi saja hahaha" kata si ayam.

Kemudian si tikus mendatangi Babi yang juga peliharaan Pak Adi,
"Hey Babi, tolong aku..Istri pak Adi ingin menangkap ku. Matilah aku. Aku sangat takut"

"Ah...Urus saja urusanmu. Aku tak perduli" jawab si Babi.

Kemudian si Babi mendatangi sapi dan menceritakan ketakutannya. Jawaban sapi sama seperti dua jawaban sebelumnya, mereka tidak perduli. Akhirnya si tikus pun pasrah.

Lalu pada malam hari, seekor ular masuk kerumah pak Adi dan terkena perangkap tikus yang dibuat istrinya. Sewaktu istri pak Adi ingin melihat apakah tikus sudah tertangkap, ular berbisa itupun mencatuk kaki istri pak Adi. Kemudian istri pak Adi sakit.

Sewaktu istri pak Adi sakit, pak Adi memotong ayam peliharaannya untuk dijadikan sop agar dimakan istrinya sambil berharap istrinya akan sembuh. Ternyata sakitnya semakin parah. Tetangga, keluarga pak Adipun mendengar dan menjenguk istrinya. Kemudian pak Adi memotong Babinya sebagai hidangan untuk para penjenguk istrinya.

Tapi sayang, beberapa hari berselang istrinya meninggal. Kemudian pak Adi memotong sapinya sebagai hidangan untuk para pelayat yang datang.

Dari cerita tersebut kita bisa belajar. Ayam, Babi dan Sapi yang tidak perduli dengan masalah si Tikus akhirnya terbunuh. Coba saja jika diantara mereka peduli dan mencari solusi, mungkin jalan ceritanya akan lain.

Akupun mengaitkan cerita ini dengan berita yang ku baca tadi. Mungkin dulu para orangtua di kampung ku tidak perduli dengan adanya beberapa orang yang memakai narkoba sambil berpikir ya itu urusan mereka. Namun saat ini, beberapa dari anak mereka sudah terlibat, dan pastinya itu tidak enak bagi para orang tua. Kemudian aku berpikir, apa yang harus kulakukan sebagai partisipasiku untuk mencegah penyebaran narkoba dikampung ku.

Sampai siang ini belum juga kutemukan solusinya. Ada yang bisa membantuku? Atau ini biar urusanku dan kampung ku saja?

Saya cuma mau ngingetin dari cerita tadi, ayam, babi dan sapi terbunuh karena tidak peduli dengan tikus. Hehehehe
Selamat siang.

Ayo peduli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun