Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

"Tembak, Chard!" atau "Hajar, Chard!" ?

25 Oktober 2022   13:42 Diperbarui: 25 Oktober 2022   21:10 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan rekonstruksi Bharada E menembak Brigadir J di rumah Duren Tiga, Jakarta Selatan, 30/8/2022 (YouTube Polri)

Kuasa hukum Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi membantah dakwaan jaksa penuntut umum (JPU) bahwa di saat terjadinya pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) pada 8 Juli 2022, di rumah Duren Tiga, Jakarta, Ferdy Sambo memerintahkan ajudannya, Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu (Bharada E) menembak Yosua.

Bantahan itu disebut saat pembacaan nota keberatan (eksepsi) atas dakwaan JPU terhadap terdakwa Freddy Sambo, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, 17/10/2022.

Menurut kuasa hukum Ferdy Sambo, yang diperintahkan Ferdy Sambo kepada Richard Eliezer adalah menghajar Yosua, bukan menembak Yosua.

"Perintah Ferdy Sambo 'Hajar, Chard!' Namun Richard Eliezer Pudihang Lumiu menembak Nofriansyah Yosua Hutabarat," demikian bunyi eksepsi itu.

Menurut eksepsi itu, begitu Richard menembak Yosua, Ferdy pun terkejut dan panik. Ia memerintahkan para ajudannya segera memanggil ambulans. Lalu, demi menyelamatkan Richard (dari hukuman penjara), Ferdy berinisiatif mengarang skenario mengenai penyebab tewasnya Yosua. Yaitu akibat dari tembak-menembak dia dengan Richard. Setelah sebelumnya Yosua melakukan pelecehan seksual terhadap istrinya, Putri Candrawathi.

Pada akhir eksepsi itu tim kuasa hukum meminta Majelis Hakim menolak semua dakwaan JPU. Membebaskan Ferdy Sambo dan memulihkan nama baiknya.

Kuasa hukum Ferdy Sambo bukan hanya berupaya meringankan ancaman hukuman terhadap Ferdy, tetapi berniat untuk membebaskan Ferdy sebagai orang tidak bersalah! Bahkan hendak mengubahnya menjadi 'pahlawan' yang begitu baik dan perhatian terhadap nasib ajudannya!

Padahal justru dengan melibatkan dua ajudannya, anggota polisi berpangkat rendah, yang notabene masih sangat muda, yang seharusnya masih punya masa depan yang luas, dalam persoalan keluarganya itu, Ferdy Sambo justru menghancurkan masa depan mereka. Seperti Ferdy sendiri, mereka telah dipecat sebagai anggota Polri, dan harus bersiap menerima hukuman penjara.

Mengapa Ferdy Sambo tidak menembak atau menghajar Yosua dengan tangannya sendiri, jika memang ia merasa harkat dan martabat keluarganya dihancurkan oleh Yosua? Mengapa ia melibatkan dan menggunakan tangan ajudannya? Kemudian sekarang malah mau cuci tangan, dan menjadikan ajudannya tumbal.

Alasan dia ajudannya yang menembak/menghajar Yosua supaya ia bisa melindungi mereka jika diserang Yosua adalah alasan omong kosong. Kenapa tidak dibalik, dia sendiri yang melakukannya, dua ajudannya dan Kuat Ma'aruf yang melindunginya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun