Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Karakter Asli Anies Semakin Kelihatan?

4 April 2017   12:43 Diperbarui: 4 April 2017   12:52 9621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Lihat videonya di sini).

Tidak menjawab pertanyan netizen itu, Anies malah terus menyerang Ahok yang dituduh sebagai sumber masalah SARA di Pilgub DKI Jakarta itu. Bahwa semua serangan menggunakan isu SARA di pilgub DKI itu muncul karena Ahok yang memulainya dengan berbagai pernyataan provokatifnya tentang agama Islam, dimulai dengan  pidatonya di Kepulauan Seribu (tentang Al-Maidah 51).

Faktanya isu SARA yang terus-menerus dipakai menyerang Ahok di Jakarta itu bukan baru dimulai setelah Ahok berpidato di Kepulauan Seribu dengan menyinggung ayat Al Maidah 51 itu, tetapi sudah terjadi jauh sebelumnya, bahkan sudah terjadi sejak ketika ia mengikuti pilkada (bupati) di Belitung Timur, dan pilkada (gubernur) di Bangka Belitung.

Di pilgub DKI Jakarta 2017 ini serangan menggunakan isu SARA terhadap Ahok saat ini yang paling menyeramkan dan merusak, sampai merembet ke warga etnis Tionghoa dan warga lainnya yang beragama Kristen yang tidak ada kaitannya dengan pilgub itu sendiri.

Serangan menggunakan isu SARA terhadap Ahok di DKI Jakarta sendiri sudah terjadi sejak ia ikut pilgub DKI Jakarta 2012 mendampingi Jokowi sebagai calon wakil gubernur.

Kecerobohan Ahok saat berpidato di Kepulauan Seribu dengan menyinggung ayat Al Maidah 51 itu, meskipun tidak punya maksud sedikit pun untuk mengnista Islam,  dijadikan momentum yang dianggap paling pas untuk menjadikan agama sebagai senjata ampuh untuk menggagalkan Ahok menjadi gubernur DKI Jakarta, sesuatu hal yang tentu saja akan sangat menguntungkan Anies-Sandiaga.


Unjuk rasa massa FPI menunut Ahok dilengserkan dari Gubernur DKI Jakarta, Desember 2014 (Merdeka.com)
Unjuk rasa massa FPI menunut Ahok dilengserkan dari Gubernur DKI Jakarta, Desember 2014 (Merdeka.com)
Di Pilgub DKI 2012, saat Ahok mendampingi Jokowi sebagai calon gubernur DKI isu SARA itu sudah ada, yang kemudian mulai semakin masif dan destruktif sejak 2014, ketika Jokowi menjadi Presiden RI, dan Ahok akan dilantik sebagai gubernur pengganti Jokowi. Dipelopori olah ormas idola Anies, FPI, Ahok sudah diserang dengan berbagai isu dan fitnah SARA, beberapakali ribuan massa FPI melakukan unjuk rasa di depan Balai Kota menolak  Ahok yang sudah dilabeli dengan “musuh Islam” sebagai Gubernur DKI Jakarta, sampai-sampai salah satu pentolan FPI, Novel Bamukmin sempat dihukum penjara selama 7 bulan karena melakukan aksi demo anti-Ahok yang anarkis.

Demikian juga dengan salah satu pendukung Anies-Sandiaga dari ormas Islam radikal, Sekjen FUI  Muhammad Al-Khaththath, sejak 2014 juga sudah menyerukan pendirian posko-posko di masjid-masjid, di musholla-mushola, dan majelis ta’lim di DKI Jakarta untuk melakukan aksi penolakan terhadap Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta karena ia orang kafir beragama Kristen (panjimas.com).

Sejumlah tokoh ormas radikal foto bersama Anies dan Sandiaga, di antaranya: dari kiri ke kanan: Gatot Saptono alias Muhammad Al-Khathath, Zaitun Rasmin, Bachtiar Nasir, Farid Akhmad Okbah (dutaislam.com)
Sejumlah tokoh ormas radikal foto bersama Anies dan Sandiaga, di antaranya: dari kiri ke kanan: Gatot Saptono alias Muhammad Al-Khathath, Zaitun Rasmin, Bachtiar Nasir, Farid Akhmad Okbah (dutaislam.com)
Muhammad Al-Khathath pengagas penyebaran spanduk SARA di masjid-masjid (dutaislam.com)
Muhammad Al-Khathath pengagas penyebaran spanduk SARA di masjid-masjid (dutaislam.com)
Muhammad Al-Khathath bersama Anies dan Sandiaga (Twitter)
Muhammad Al-Khathath bersama Anies dan Sandiaga (Twitter)
Dari fakta-fakta bahwa serangan SARA untuk menggagalkan Ahok menjadi gubernur DKI Jakarta itu sudah ada jauh sebelum dia berpidato di Kepulauan Seribu itu, sebelum pilgub DKI Jakarta 2017, membuktikan bahwa klaim Anies Baswedan, Ahok-lah sebagai penyebab isu SARA itu merebak di Pilgub DKI Jakarta dengan pidatonya di Kepulauan Seribu, diiikuti dengan pernyataan-pernyataan provokatif Ahok lainnya itu, tidak terbukti.

Dari fakta Anies tidak menjawab pertanyaan netizen tersebut di atas, dan malah menyalahkan Ahok sebagai sumber permasalahan SARA, apalagi disampaikan dengan nada emosional, dapat dikatakan Anies sesungguhnya juga marah terhadap Ahok berdasarkan sentimen SARA, ia berpihak kepada mereka yang menggunakan isu SARA menyerang Ahok, karena mereka itu teman-temannya juga, dan yang terpenting adalah serangan SARA terhadap Ahok itu memang sangat menguntungkan pihaknya untuk menggerus elektabilitas Ahok-Djarot, menaikkan elektabilitasnya bersama Sandiaga.

Anies tidak berani jujur menjawab pertanyaan netizen tersebut, karena itu dia tidak menjawab pertanyaan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun