Penelitian dari Universitas New Mexico, AS, menemukan bahwa konsentrasi mikroplastik dalam jaringan otak manusia meningkat drastis dalam 50 tahun terakhir. Mikroplastik bahkan ditemukan enam kali lebih tinggi pada otak penderita demensia, meskipun hubungan sebab-akibat belum terbukti. Selain itu, partikel mikroplastik juga terdeteksi dalam darah, ASI, plasenta, hati, ginjal, dan sumsum tulang, yang berpotensi memicu gangguan metabolisme, stroke, dan serangan jantung.
Dampak Lingkungan yang Lebih Luas
Laporan dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) mencatat bahwa sampah plastik global meningkat dua kali lipat dari 213 juta ton pada tahun 2000 menjadi 460 juta ton pada 2019. Mikroplastik kini mencemari air, tanah, udara, serta produk konsumsi seperti ikan, daging, dan garam. Dampaknya terhadap ekosistem juga serius---penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik dapat menurunkan laju fotosintesis hingga 18 persen, mengancam keseimbangan lingkungan global.
Solusi untuk Konsumen dan Kebijakan
Untuk mengurangi paparan mikroplastik dari teh celup, masyarakat dapat beralih ke teh daun lepas (loose leaf tea) atau kantong teh berbahan alami yang bebas plastik. Pada tingkat kebijakan, Greenpeace merekomendasikan agar pemerintah mempercepat larangan plastik sekali pakai dan meningkatkan pengelolaan sampah berbasis pemilahan. Upaya global juga diperlukan untuk mengurangi polusi mikroplastik, termasuk regulasi yang lebih ketat terhadap penggunaan polimer sintetis dalam kemasan makanan dan minuman.
Kesimpulan
Mikroplastik dalam teh celup bukan lagi isu sepele. Dari temuan di Indonesia hingga penelitian global, bukti menunjukkan bahwa kebiasaan sederhana seperti menyeduh teh bisa membawa risiko kesehatan dan lingkungan. Meski penelitian lebih lanjut masih diperlukan, langkah preventif seperti memilih alternatif bebas plastik dan mendukung kebijakan pengurangan sampah plastik dapat menjadi solusi efektif. Kesadaran dan tindakan kolektif adalah kunci untuk melindungi kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan dari ancaman mikroplastik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI