Panen Kopi Menggairahkan Petani
Ketika panen kopi tiba itulah saat-saat yang paling menggairahkan bagi saya sebagai petani kopi. Cakrawala tampak cerah membentang harapan yang paling indah. Butir-butir buah kopi yang merah mempesona mencerahkan suasana hati.
Bukan hanya saya atau petani kopi lainnya yang menyambut panen dengan hati gembira, boleh jadi Indonesia pun ikut cerah. Sebab sampai saat ini kopi masih menjadi salah satu komoditas unggulan Indonesia.
Dengan kopi Indonesia tidak hanya unggul dalam jumlah produksi, cita rasa kopi Indonesia menjadi keunggulan tersendiri. Oleh sebab itu, kopi Indonesia sangat dikenal oleh para penyuka kopi dunia karena mempunyai cita rasa yang unik.
Cita rasa yang sangat kuat dipengaruhi oleh alamnya yang memang berbeda, serta karakteristik budaya yang sangat kental dengan tradisi leluhur yang masih dipelihara hingga sekarang.
Dengan aneka ragam cita rasa kopi itu menjadikan kopi Indonesia unggul di pasar global, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu produsen kopi terkemuka di dunia yang tidak dapat dipandang sebelah mata.
Menurut Kementerian Pertanian, pada tahun 2024-2025 produksi kopi Indonesia mencapai 789.000 ton per tahun. Hal itu menempatkan Indonesia sebagai produsen kopi terbesar ke empat dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia (www.tanamanindustri.bsip.pertanian.go.id).
Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) mencatat adanya lonjakan signifikan dalam produksi kopi, yakni naik hingga 60 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini tidak hanya menggairahkan petani kopi, tetapi juga mendorong geliat ekspor ke berbagai penjuru dunia (jelajahnusantara.co).
Komoditas kopi mempunyai peran penting dalam meningkatkan nilai ekspor Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat komoditas kopi Indonesia mempunyai nilai ekspor bulanan yang cukup besar yaitu 184,5 Juta US Dollar pada bulan Pebruari 2025 (www.bps.go.id).
Data tersebut menunjukkan bahwa total nilai ekspor bulanan dari komoditas kopi saja sudah sangat signifikan, dan itu menjadikan komoditas kopi sebagai salah satu pilar utama dalam perekonomian nasional.
Karenanya kopi tidak hanya menjadi komoditas pertanian yang paling banyak diekspor, namun juga menjadi penyumbang devisa terbesar keempat setelah minyak sawit, karet, dan kakao.
Namun tahukah bahwa produksi kopi dengan nilai ekspor yang mencapai ratusan juta US Dollar dan produksi yang terus melonjak itu sebagian besar bertumpu pada petani kecil ?
Dalam skala nasional perkebunan kopi Indonesia sebesar 96% diusahakan oleh petani kopi dalam bentuk perkebunan rakyat (PR), 4% lainnya dikelola oleh Perkebunan Besar Negara (PBN) dan Perkebunan Besar Swasta (PBS), masing-masing mengelola 2%.
Dari peta pengelolaan perkebunan kopi tersebut dapat diketahui peranan petani kopi dalam perekonomian nasional cukup strategis. Para petani kopi ternyata merupakan tulang punggung industri kopi nasional dengan kontribusi yang sangat signifikan terhadap produksi kopi Indonesia.
Waktu Panen Kopi Tiba
Tibanya waktu panen kopi biasanya dipengaruhi oleh masa berbunga yang proses kemunculannya berlangsung secara bertahap. Selain itu iklim juga sangat berpengaruhi terhadap proses bunga menjadi buah sehingga proses kematangan buah pun tidak seragam.
Karena proses kematangan buah kopi seperti itu, maka panen pun dilakukan dalam beberapa tahap. yaitu tahap permulaan, tahap panen besar/raya dan tahap panen akhir atau panen penghabisan. Disebut demikian karena panen akan segera berakhir dan petani akan menghabiskan sisa-sisa kopi yang masih ada di pohon.
Seperti biasanya di kebun saya buah kopi mulai masak sekitar bulan April, karena itu memasuki pertengahan April kami sudah mulai bergerak memanen kopi sebagai panen permulaan.
Memasuki bulan Mei, keramaian di perkebunan mulai meningkat, dan diperkirakan panen raya akan tiba di awal Juni-Juli mendatang, saat yang tepat untuk memanen kopi yang mayoritas sudah berwarna merah.
Memasuki bulan Agustus sudah memulai waktu panen akhir, sampai waktu penghabisan untuk menghabiskan sisa-sisa kopi yang terlambat merahnya. Biasanya buah kopi habis sama sekali sekitar bulan September.
Kriteria Buah Kopi Boleh Dipanen
Sangat penting mengetahui mana buah kopi yang boleh dipanen dan yang belum boleh.
Secara umum buah yang kulitnya sudah terlihat berwarna merah, itu menandakan buah sudah boleh dipanen. Namun bisa saja terjadi ada petani yang memanen buah yang masih berwarna kuning bahkan hijau. Biasanya hal itu karena berbagai alasan, diantaranya pohon diserang hama, atau sudah memasuki tahap panen penghabisan.
Kriteria buah kopi yang boleh dipanen sebagai berikut:
- Kulit buah berwarna merah tua. Warna merah tua menunjukkan bahwa buah sudah terlalu matang. Buah kopi yang sudah terlalu matang biasanya dikarenakan terlambat dipetik sehingga mengakibatkan kematangannya sudah terlewat matang. Buah seperti ini harus segera dipanen. Buah yang sudah terlalu tua seperti, biasanya biji akan berwarna cokelat sampai kehitaman. Kualitas aromanya sudah mulai menurun, bahkan terkadang berakibat pada cita rasanya yang sedikit berkurang.
- Kulit buah berwarna merah merona. Buah kopi yang berwarna merah merona atau merah penuh, menunjukkan bahwa buah kopi telah matang secara sempurna. Keadaan seperti itu merupakan kondisi kopi paling baik untuk dipanen. Kualitas aroma dan cita rasanya dapat, tentu akan sangat menggugah selera.
- Kulit buah berwarna kuning kemerahan. Buah kopi yang berwarna kuning kemerahan menunjukkan buah sedang berproses mencapai kematangan sempurna. Meskipun demikian aroma kopinya sudah layak memperoleh jempol dan bijinya pun sudah bagus dengan warna yang sudah cukup menarik, abu-abu mengkilap. Buah seperti ini juga sudah dapat dipanen.
- Kulit buah berwarna hijau atau hijau kekuningan. Itu menunjukkan bahwa buah kopi masih muda. Oleh karenanya tidak disarankan untuk dipetik meskipun di dalamnya sudah terbentuk biji kopi yang keras. Apabila dipetik dan dikupas, bijinya berwarna putih tulang dan fisiknya keriput. Sedangkan aroma dan rasa belum dapat.
Teknik Memanen KopiÂ
Sampai saat ini saya melakukan pemanenan kopi secara konvensional yaitu dipetik menggunakan tangan tanpa menggunakan mesin. Lamanya pemanenan bersifat relatif, tergantung banyak tidaknya produksi serta keterampilan jari-jemari tangan pemetik kopi, serta kondisi cuaca.
Secara umum ada beberapa teknik yang biasa dilakukan petani, saya sendiri melakukan pemanenan kopi sebagai berikut:
- Pemanenan selektif. Teknik ini teknik pemetikan dilakukan dengan cara menyeleksi terhadap warna buah kopi. Biasanya menggunakan seleksi pada warna merah. Dengan teknik ini hanya kopi yang berwarna merah yang dipetik, sedangkan yang lainnya tetap dibiarkan berada pada pokoknya untuk dipetik lagi setelah berwarna merah. Teknik ini biasa diterapkan pada saat panen permulaan.
- Pemanenan semi selektif. Teknik ini pemetikan dilakukan dengan cara melihat dompolan yang mayoritas buah kopinya berwarna merah, kemudian semua buah dalam satu dompolan itu dipetik, termasuk buah kopi yang belum berwarna merah. Teknik ini biasa dilakukan pada saat panen raya. Sortasi akan dilakukan sesaat setelah panen.
- Pemanenan serentak. Teknik ini dilakukan dengan cara memetik semua buah yang ada pada pohon kopi, tanpa membedakan warna kulit buah kopi. Teknik ini pada umumnya dilakukan pada akhir-akhir musim panen dalam rangka menghabiskan seluruh buah kopi yang ada di kebun.
SortasiÂ
Sortasi dalam hal ini adalah proses pengelompokan buah kopi yang telah dipanen, baik secara manual maupun menggunakan mesin dengan kriteria tertentu.
Sortasi menjadi kegiatan penutup dalam proses panen kopi. Karena itu sortasi sangat penting untuk dilakukan terutama demi menjaga kualitas kopi yang telah dipanen.
Proses pengelompokan yang biasa saya lakukan seperti berikut:
- Memisahkan buah kopi berdasarkan kriteria warna kulit: Merah/merah tua, merah kekuningan, kuning kehijauan, dan hijau total. Buah kopi yang kulitnya total berwarna hijau, langsung dibuang.
- Memisahkan buah kopi yang cacat.
- Memisahkan daun, ranting, dan sampah yang terbawa saat panen. (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI