Namun tahukah bahwa produksi kopi dengan nilai ekspor yang mencapai ratusan juta US Dollar dan produksi yang terus melonjak itu sebagian besar bertumpu pada petani kecil ?
Dalam skala nasional perkebunan kopi Indonesia sebesar 96% diusahakan oleh petani kopi dalam bentuk perkebunan rakyat (PR), 4% lainnya dikelola oleh Perkebunan Besar Negara (PBN) dan Perkebunan Besar Swasta (PBS), masing-masing mengelola 2%.
Dari peta pengelolaan perkebunan kopi tersebut dapat diketahui peranan petani kopi dalam perekonomian nasional cukup strategis. Para petani kopi ternyata merupakan tulang punggung industri kopi nasional dengan kontribusi yang sangat signifikan terhadap produksi kopi Indonesia.
Waktu Panen Kopi Tiba
Tibanya waktu panen kopi biasanya dipengaruhi oleh masa berbunga yang proses kemunculannya berlangsung secara bertahap. Selain itu iklim juga sangat berpengaruhi terhadap proses bunga menjadi buah sehingga proses kematangan buah pun tidak seragam.
Karena proses kematangan buah kopi seperti itu, maka panen pun dilakukan dalam beberapa tahap. yaitu tahap permulaan, tahap panen besar/raya dan tahap panen akhir atau panen penghabisan. Disebut demikian karena panen akan segera berakhir dan petani akan menghabiskan sisa-sisa kopi yang masih ada di pohon.
Seperti biasanya di kebun saya buah kopi mulai masak sekitar bulan April, karena itu memasuki pertengahan April kami sudah mulai bergerak memanen kopi sebagai panen permulaan.
Memasuki bulan Mei, keramaian di perkebunan mulai meningkat, dan diperkirakan panen raya akan tiba di awal Juni-Juli mendatang, saat yang tepat untuk memanen kopi yang mayoritas sudah berwarna merah.
Memasuki bulan Agustus sudah memulai waktu panen akhir, sampai waktu penghabisan untuk menghabiskan sisa-sisa kopi yang terlambat merahnya. Biasanya buah kopi habis sama sekali sekitar bulan September.
Kriteria Buah Kopi Boleh Dipanen
Sangat penting mengetahui mana buah kopi yang boleh dipanen dan yang belum boleh.