"Tidak akan!"
"Kau bisa saja bernasib sama dengan Adam"
"Kau berkata seolah sekarang keadaanku lebih baik" Gilang tidak sedikitpun mengendurkan emosinya, bahkan setelah teh Thailand yang dia pesan hadir untuk dinikmati. "Kau bisa Tanya siapa saja yang mengenal kami bertiga... Kevin, Adam dan Aku tidak akan menyakiti satu sama lain"
Romeo mencoba mencari celah mematahkan perkataan Gilang. Dia masih terdiam, berpura -- pura menikmati kopi dimeja bundar itu, seolah -- olah tidak ada satu kegiatan lain yang bisa dilakukan.
"Kau bahkan tidak punya bukti, apalagi motif untuk menuduh Adam"
"Ada..." Romeo bersemangat kali ini "Kau pasti paling tau, Adam dan Kevin saling mencintai, pernikahan Kevin adalah motif yang cukup"
"Jika kau percaya cinta... kau akan mengetahui seseorang rela mengorbankan nyawanya demi orang yang dia cintai, bukan merenggut nyawa orang yang dia cintai"
"Jadi... kau mengakui kalau mereka..."
"ada di BAP-ku... yang aku tahu, Adam juga mengakui kisah itu"
"Tapi..."
"Kau bilang, aku yang paling mengenal mereka? Iyakan?" kali ini Gilang yang menantang. Romeo terdiam, dan menunggu ucapan selanjutnya. Tapi nihil, Gilang tampaknya mengurungkan perkataan berikutnya. Keduanya kini terjebak dalam diam.