Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hembusan Pemilu 2024 Lewat Aciak dan Ajo

15 Juni 2022   08:33 Diperbarui: 15 Juni 2022   09:12 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suhatri Bur dan John Kenedy Azis dalam satu acara. (foto dok anjang koto)

Tahapan Pemilu 2024, Selasa (15/6/2024) secara dimulai. KPU selaku lembaga penyelenggara pun menghembuskan aroma pesta demokrasi itu dengan sebuah tontonan yang amat menarik.

Tentunya, momen ini amat ditunggu banyak orang. Tak tahu negara ini masih belum stabil bangkit dari covid, pemilu 2024 sepertinya tak boleh diundur.

Tak heran, para pimpinan partai pun jauh hari telah memanaskan mesin partainya. Partai sebagai institusi yang akan ikut helat lima tahun sekali itu, jelas berusaha untuk melengkapi semua prasyarat untuk bisa ikut.

Tekanan dari pimpinan partai yang lebih tinggi ke yang dibawahnya, terasa dan membuat pengurus partai yang paling bawah kalang-kabut juga menyiapkan persyaratan itu.

Pemilu 2024, ya sebuah disain serentak. Semuanya. Pileg, Pilpres, Pilkada. Hanya waktu yang berbeda tapi di tahun yang sama.

Tak heran, para tokoh yang akan maju jadi Capres/Cawapres, Cagub/Cawagub dan Cabup/Cawabup serta Cawako/Cawawako pun tak tinggal diam. Berbagai momen dan kegiatan masyarakat, seakan berkaitan saja dengan kehadiran tokoh publik yang akan ikut suksesi kepemimpinan kurang dari dua tahun lagi ini. 

Media sosial sebagai sarana yang paling cepat untuk "propaganda politik" pun telah dipenuhi oleh berbagai status dan ciutan yang berbau Pileg dan Pilkada.

Media mainstream apalagi. Tak ketinggalan tentunya, ikut dalam pusaran demikian. Hanya saja, pengaruh media mainstream tak seperti dulu lagi.

Orang sudah mengakui kecepatan arus media sosial, facebook, Instagram, twitter dan lainnya dalam penayangan dan penyajian pesan kampanye.

Sementara, masyarakat kian cerdas dan hebat. Laksana pertandingan sepakbola, rakyat adalah penonton. Dan penonton selalu juara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun