Mohon tunggu...
Dail Maruf
Dail Maruf Mohon Tunggu... Guru - Ketua Yayasan Semesta Alam Madani Kota Serang

Guru pembelajar, motivator, dan penulis buku dan artikel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kamu Bukan Lelaki Mulia Itu...

8 Oktober 2022   02:29 Diperbarui: 8 Oktober 2022   03:05 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : sonora. id

Kamu Bukan Lelaki Mulia Itu ...

 

               Abu mencari-cari dimana sosok laki-laki tua nan buta yang biasa mengemis di salah satu pojok lorong kota M, setelah bertanya kepada beberapa orang, ia pun mendapatinya sedang duduk termenung seperti menanti kedatangan seseorang.

               Abu mendekati dan menyapa lelaki tua buta tersebut, seraya mengucapkan salam :

Abu                                    : " Selamat pagi pak tua, bagaimana keadaanmu hari ini?"

Lelaki tua buta             :  " Selamat pagi, siapa kamu? "

Abu                                    : " Aku yang biasa membawkan sarapan dan menyuapimu, bolehkan aku menyaupimu hari ini?"

Lelaki tua buta             : " Terima kasih tuan, aku sudah menantimu, aku lapar"

               Segera Abu menyuapi lelaki tua buta itu dengan tangannya dan baru beberapa suapan lelaki tua buta itu menahan suapan Abu dengan tangan kanannya, seranya berkata:

Lelaki tua buta             : " Maaf tuan, sepertinya engkau bukanlah Lelaki Mulia yang biasa menyuapiku setiap hari ".

Abu                                    : " Darimana engkau mengetahuinya?"

Lelaki tua buta             : " Caranya dan cara tuan menyuapi berbeda, Lelaki mulia yang biasa menyuapiku, ia melembutkan terlebih dahulu baru menyuapiku"

Abu                                    : " Engkau benar wahai lelaku tua buta, aku bukan lelaki mulia tersebut"

Lelaki tua buta             : " Kemana lelaki mulia itu, aku mencarinya ke setiap gang dan menanyakan kepada orang yang lewat, namun tak ada yang melihatnya"

Abu                                    : " Lelaki mulia itu telah tiada sejak 3 hari yang lalu"

Leaki tua buta              : " Engkau benar, lelaki tua itu sudah 3 hari ini tak mendatangiku dan menyuapiku, apakah tuan mengenalnya dan tahu dimana ia dikuburkan?"

Abu                                    : "Ya, aku sangat mengenalnya dan tahu makamnya".

Lelaki tua buta             : " Siapakah beliau, aku sangat kehilangannya, aku merindukannya"

Abu                                    : " Lelaki tersebut adalah .... Muhammad"

Lelaki tua buta             : " Muhammad Rasulullah ?"

Abu                                    : " Ya, engkau benar"

Lelaki tua buta             : " Tuan bersediakah engkau mengantarku ke pusaranya, aku ingin menyampaikan sesuatu !"

Abu                                    : " Baiklah, mari aku antar "

               Setibanya di pusara Muhammad Saw, lelaki tua buta itu meraung-raung nangis bagaikan anak kecil yang kehilangan ibunya.

Lelaki tua buta : " Ya Muhammad, Engkau sungguh lelaki Mulia, Aku yang setiap pagi keliling lorong gang dan pasar, sambil berteriak " Wahai manusia yang ada di lorong gang, yang ada di pasar, jangan engkau dengarkan ajakan orang gila bernama Muhammad, sambil aku meludah menunjukan kebencianku padanya, namun engkau yang ternyata setiap hari menyuapiku dengan lembut dan penuh kasih sayang, betapa mulainya engaku Muhammad".

Abu                     : " Jangan bersedih tuan, aku siap menggantkan tugasnya menyuapimu"

Lelaki tua         : " Tidak tuan, aku tak perlu lagi disuapi, karena lelaki, mulia itu pernah berpesan suatu hari saat aku betanya : " Mengapa engkau baik padaku?",  Beliau menjawab : " Karena sebaik-baik manusia adalah yang punya banyak manfaat bagi sesamanya".

Abu                     : " Engakau benar tuan, karena itulah aku hari ini mendatangimu dan menggantikan tugasnya menyuapimu".

Lelaku tua buta : " Karena kebaikannya dan kemulian akhlaknya, saksikan wahai tuan, juga wahai kalian yang ada di tempat ini, hari ini aku ikut Muhammad : " Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan Aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah".

Abu                                    : " Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah, engkau telah berikan kepada Saudaraku ini kebaikan dan petunjukmu". Sambil sujud syukur.

Lelaki tua buta             : " Aku pamit tuan, aku akan kembali ke rumahku tak perlu diantar, aku punya tongkat yang akan membantuku berjalan, aku tak mau menjadi beban orang lain, aku ingin bermanfaat seperti pesan Muhammad"

Abu                                    : " Baiklah dan tolong terima sedikit sedekahku untukmu, sambil meletakan beberapa keping dinar ke tangan lelaki tua buta".

Lelaki tua buta             : " Siapakah namamu tuan, Engaku baik sekali"

Abu                                    : " Namaku Abu Bakar"

Lelaki tua buta             : "Alhamdulillah aku bisa bertemu denganmu Tuan, aku yakin pengganti Muhammad memimpin pasti engkau".

Abu                                    : " Insya Allah, tolong doakan aku, semoga bisa menjalankan amanah yang berat ini, karena bagiku andaikan bukan karena perintah beliau untuk mengantikannya aku lebih baik jadi rakyat biasa".

Lelaki tau buta             : " Aku mendoakanmu, dan yakinlah bahwa engkau mampu, terbukti hari ini, engkau menyadarkan Aku, bahwa ternyata selama ini lelaki mulia yang sangat baik itu adalah Muhammad yang paling aku benci dan setiap hari aku maki-maki dan aku ludahi.

               Demikian sepotong kisah keteladanan dan kemuliaan dari seorang manusia agung bernama Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib dari suku Quraisy yang berdakwah dengan penuh kash sayang dan kemuliaan akhlaknya.  Semoga kita yang pada hari ini, tanggal 12 Rabiul Awal merayakan hari kelahirannya (Maulid nabi Muhammad Saw),  dapat melakukan kebaikan seperti dalam kisah di atas, bahkan kepada orang yang sangat jahat kepada kita sekali pun. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun