Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Sarjana Hukum di UPN Veteran Jakarta || Nasionalis-marhaenis || Adil sejak dalam pikiran..

"Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya," ungkap Pramoedya A. Toer dalam Tetralogi Buru.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Ini Alasan Mengapa Swiss Selalu Netral: Strategi Bertahan Hidup di Tengah Kekuatan Besar Eropa

1 April 2025   12:00 Diperbarui: 9 Maret 2025   00:26 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kota Zurich, Swiss (Sumber Gambar: Afar)

Swiss dikenal luas sebagai negara dengan cokelat dan pegunungan alpennya yang indah. Namun, tidak hanya itu, Swiss juga telah dikenal luas dalam hubungan luar negeri sebagai negara yang kebijakan luar negerinya selalu netral. 

Negara ini telah mempertahankan status netralitasnya selama lebih dari dua abad, sebuah kebijakan yang membedakannya dari banyak negara Eropa lainnya. 

Tidak seperti Swedia yang baru-baru ini bergabung dengan NATO pada bulan Maret 2024, Swiss tetap menolak keanggotaan dalam organisasi internasional, seperti Uni Eropa dan NATO, meski akhirnya negara dengan pemandangannya yang indah ini bersedia bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2002 setelah perdebatan panjang.

Kekaisaran Perang yang Menjadi Negara Netral

Swiss di zaman dahulu belumlah bersikap netral seperti sekarang. Pada era Konfederasi Swiss Lama, negara ini dikenal sebagai salah satu kekuatan militer yang paling tangguh di Eropa.

Filsuf Italia, Niccol Machiavelli, bahkan menjuluki mereka sebagai "Romawi Baru" karena kemampuan tempurnya yang luar biasa. Walau demikian, kejayaan militer Swiss tersebut mulai memudar pascakekalahan telaknya dalam Pertempuran Marignano tahun 1515 melawan koalisi Prancis-Venesia. Kekalahan ini menjadi titik balik yang menyebabkan Swiss beralih ke kebijakan netralitas.

Perjanjian Perdamaian Westfalen tahun 1648 yang mengakhiri Perang Tiga Puluh Tahun secara resmi mengakui netralitas Swiss. 

Akan tetapi, banyak warga Swiss tetap bertempur sebagai tentara bayaran di berbagai medan perang Eropa, meskipun tidak terlibat langsung dalam konflik internasional. Dua contoh paling terkenal adalah Pasukan Penjaga Swiss yang melindungi Raja Louis XVI selama Revolusi Prancis dan Pasukan Swiss-Vatikan yang bertugas hingga saat ini.

Revolusi Prancis dan Invasi Napoleon

Kendati Swiss mengklaim netralitas, Perang Revolusi Prancis tetap mengguncang negara ini. 

Pada akhir 1790-an, pasukan Prancis, Austria, dan Rusia bertempur di wilayah Swiss, menjadikannya medan perang bagi kekuatan besar Eropa. Jenderal Prancis Andr Massna memenangkan Pertempuran Zrich pada tahun 1799, yang mengamankan dominasi Prancis atas Swiss.

Pada tahun 1798, Prancis kemudian mendirikan Republik Helvetia, sebuah pemerintahan di Swiss yang pro-Prancis dan didukung oleh beberapa kalangan elite Swiss. Akan tetapi, Napoleon melihat Swiss sebagai ancaman potensial terhadap kepentingan Prancis di Italia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun