Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Sarjana Hukum di UPN Veteran Jakarta || Nasionalis-marhaenis || Adil sejak dalam pikiran..

"Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya," ungkap Pramoedya A. Toer dalam Tetralogi Buru.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Kiai Hasyim Asy'ari: Samudra Keteladanan Bangsa & Penggerak Kemerdekaan Indonesia

26 Februari 2025   08:00 Diperbarui: 26 Februari 2025   06:37 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KH HASYIM ASY'ARI (Sumber: noedieartwork on DeviantArt)

Petuah di atas bukan hanya sekadar ucapan beliau, melainkan juga benar-benar dilakukannya. Saat Kiai Hasyim Asy’ari pulang dari dua tanah suci pada tahun 1314 H, Kiai Hasyim langsung memulai kegiatan dalam bidang pendidikan dan pengajaran di kota kelahirannya. Kemudian, beliau meneruskan pengelolaan pesantren yang sebelumnya telah didirikan oleh ayahnya.

Pesantren yang ada di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur ini kemudian dirapihkan pengelolaannya. Dengan dirinya sebagai pimpinan pesantren, banyak peraturan-peraturan yang dirombak dan bangunan-bangunan yang diperluas. Dengan demikian, tercatatlah dalam sejarah bangsa, berdirilah pesantren yang hingga sekarang masih bertahan dan dikelola oleh keturunan-keturunan beliau ini.

Asad Shahab mencatat, pada tahun 1317 H, umat Islam di Jombang langsung menyelenggarakan perayaan (selametan) di pesantren baru yang telah dirapihkan itu.

Perayaan itu untuk menyambut hari berdirinya pesantren yang cemerlang dan merupakan [peletakkan] batu pertama bagi terlahirnya banyak ulama besar dan [berdirinya cakrawala berupa] menara ilmu pengetahuan serta perjuangan umat,” terang Asad Shahab.

Pengelolaan pesantren tersebut bukan tanpa tantangan. Penjajah Belanda—atau pemerintah kolonial—sangat tidak mengiginkan umat Islam atau rakyat Indonesia untuk memiliki kecerdasan, mereka hanya ingin umat Islam Indonesia untuk tetap dalam ketertinggalan dan keterbelakangan, supaya umat Islam Indonesia tidak memberikan perlawanan kepada Belanda. Namun demikian, walau rintangan dan tantangan penjajah kepada beliau begitu berat dan kompleks, Kiai Hasyim Asy’ari tetap mampu dan gigih untuk menghadapinya.

Tercatat pula oleh Asad Shahab, ketka Belanda mengalami kegagalan dalam menjegal K. H. Hasyim Asy’ari secara “politis”, pemerintah kolonial Belanda pun mengubah “taktiknya” tersebut. Pemerintah kolonial menjadi lebih agresif dengan beralih kepada pendekatan kekerasan dan penggunaan kekuatan.

Mereka [pemerintah kolonial] mengirim kekuatan dari angkatan bersenjatanya untuk menguasai pesantren Tebuireng dan menghancurkan serta merusak segala sesuatu yang ada di dalamnya sehingga memberikan kerugian materiel yang besar,” terang Asad Shahab.

Kekuatan besar yang dikerahkan oleh pemerintah kolonial tersebut ditujukan hanya untuk satu target utama dalam dua pilihan, yakni menculik K. H. Hasyim Asy’ari secara hidup-hidup atau menghabisi nyawanya di tempat. Santri-santri dan kiai-kiai di pesantren pun tak tinggal diam, mereka dengan jerih payah berusaha sekuat tenaga, melawan sebagai mujahid, untuk melindungi K. H. Hasyim Asy’ari dan mempertahankan pesantren Tebuireng. Maka, pertumpahan darah pun tak terelakkan.

Dengan berbagai dalih, pemerintah kolonial selalu berupaya untuk membenarkan tindakan mereka dalam penyerangan tersebut. Mereka menggunakan dalih bahwa Pesantren Tebuireng sebagai “sarang pemberontak,” “sarang perusuh,” dan, “sarang bagi kaum Muslim fanatik yang ekstrem.”

Penyerbuan ini pun tidak mengakhiri spirit Kiai Hasyim Asy’ari untuk tetap berjuang demi negerinya, demi agama, dan berjihad di jalan Allah. Beliau tetap teguh pada perjuangannya untuk mendidik bangsa dan membangunkan kesadaran umat Islam di Indonesia supaya semakin berani untuk melawan pemerintah kolonial.

Beginilah kisah dari Kiai Hasyim Asy’ari yang penuh dengan samudra keteladanan. Beliau selalu dapat menjadi teladan dalam keteguhan beliau untuk selalu menggenggam kebenaran dan menegakkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun