Pada tahun 2008, dunia musik Indonesia dihebohkan oleh kontroversi yang melibatkan Slank, salah satu band rock yang melegenda di tanah air. Saat itu, Slank sedang sibuk merekam album baru mereka, tetapi perhatian publik justru tertuju pada lagu lama mereka yang berjudul "Gossip Jalanan".
Lagu yang dirilis dalam album PLUR (Peace Love Unity & Respect) pada tahun 2004 tersebut tiba-tiba menjadi sorotan di televisi nasional dan surat-surat kabar. Ini disebabkan oleh liriknya yang "dianggap" menyinggung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Slank segera mendapatkan "teguran" dari BK DPR (Badan Kehormatan).
Lirik yang menjadi perdebatan adalah kalimat: "DPR tukang buat UU dan korupsi." Kalimat sederhana ini menuai reaksi keras dari anggota DPR, yang merasa bahwa lirik tersebut merupakan bentuk penistaan terhadap lembaga legislatif di negara Indonesia.Â
Wakil Ketua Badan Kehormatan (BK) DPR, Gayus Lumbuun, bahkan menyatakan bahwa lirik tersebut telah "menyakiti" hati DPR dan saat itu segera dikaji apakah kasus lagu ini layak ditindaklanjuti melalui prosedur hukum di negara Indonesia.
Latar Belakang Lagu "Gossip Jalanan"
Menurut Abdee Negara, gitaris Slank, lagu "Gossip Jalanan" terinspirasi oleh isu-isu yang beredar di tengah masyarakat pada kurun waktu itu (sekitar 2000-an atau era pasca-Reformasi).
"Waktu itu, gosip yang beredar di jalanan antara lain ya itu. Kami cuma menyanyikan gosip yang beredar di jalanan. Makanya, judul lagu itu 'Gosip Jalanan'," jelas Abdee dinukil dari Kompas.com pada 7 April 2008.
Lagu ini kemudian dimasukkan ke dalam album Anti Korupsi, yang dirilis khusus sebagai bentuk dukungan Slank terhadap upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
Pada tanggal 24 Maret 2008, Slank bahkan menyerahkan album tersebut secara resmi kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta. Acara tersebut juga diisi dengan penampilan live Slank, yang terdiri dari Bimbim (drum), Kaka (vokal), Abdee (gitar), Ridho (gitar),dan Ivanka (bass).
Perbedaan Pandangan di Kalangan Anggota DPR
Tidak semua anggota DPR sepakat dengan langkah yang diambil oleh Badan Kehormatan. Ismayatun, anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PDI-Perjuangan saat itu, justru menganggap bahwa lagu tersebut tidak perlu dipermasalahkan. Menurutnya, setiap orang memiliki hak untuk berbicara dan mengekspresikan pendapatnya.
"Secara pribadi, orang mau ngomong apa (aja) nggak masalah. Kita punya hak bicara. Tolong dilihat ke dalam seperti apa kami bekerja, kalau dianggap korupsi. Saya tidak menanggapi, tapi kalau itu sebagai kreativitas seni silahkan, tapi tolong dilihat kalau kami bekerja melakukan tanggung jawab kami," ujar Ismayatun seusai rapat tertutup pemilihan Kepala BP Migas di Jakarta, Selasa (8/4), sebagaimana dinukil dari Kompas.com pada 8 April 2008.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Putra Jaya, anggota DPR dari Fraksi PAN. Menurutnya, DPR seharusnya fokus pada urusan negara yang lebih penting daripada menghabiskan waktu untuk menanggapi lagu Slank.
"Kita kan ngurusin negara, itu tidak ada hubungannya dengan rakyat banyak, urusan ecek-ecek. Masa DPR berhadapan dengan Slank. Masih banyak yang harus diselesaikan!" ujar Putra Jaya, yang mengaku pernah menjadi produser Dewa 19.
Namun, tidak semua anggota DPR bersikap toleran. Taufik, anggota Fraksi PAN, justru meminta agar DPR menindak tegas Slank jika lirik lagu tersebut dianggap provokatif.
"Tuntut aja, atas dasar apa ngomong begitu. Kalau kalimat itu mengarah pada provokatif ya harus kita tindak. Kan ada prosedur hukum, buktinya apa, arah-arah yang menguatkan itu?" ungkapnya tegas.
Musik sebagai Kritik Sosial
Sejak awal kemunculannya, Slank dikenal sebagai band yang lantang menyuarakan isu-isu sosial, termasuk kritik terhadap isu korupsi. "Gossip Jalanan" hanya merupakan salah satu lagu Slank yang secara eksplisit mengangkat tema ketidakadilan dan praktik korupsi di Indonesia.
Dalam liriknya, lagu ini memang jelas-jelas menyindir perilaku koruptif yang marak terjadi di kalangan elite politik, yakni sesuatu yang sangat relevan dengan kondisi sosial-politik Indonesia pasca-Reformasi.
Dalam konteks kritik DPR, reaksi dari beberapa anggota terhadap lagu ini menunjukkan betapa kuatnya dampak musik sebagai alat kritik terhadap kekuasaan.
Ketika wacana gugatan DPR terhadap Slank bergulir di publik, Bunda Iffet---manajer sekaligus sosok ibu kandung Bimbim dan "Bunda" bagi para personel Slank ataupun Slankers---menyatakan bahwa tuduhan tersebut sama sekali tidak berdasar.
Menurut Bunda Iffet, lagu "Gossip Jalanan" bukanlah serangan terhadap individu ataupun institusi tertentu, melainkan memuat kritik umum terhadap fenomena korupsi yang telah menjadi penyakit kronis di Indonesia saat itu, bahkan sampai sekarang.
Dinamika Hubungan Musik dan Politik
Peristiwa "Teguran DPR terhadap Slank" ini memperlihatkan bagaimana sebuah musik dapat berperan dalam membentuk opini publik dan menjadi instrumen perlawanan terhadap ketidakadilan.
Sejarah mencatat bahwa banyak musisi di dunia yang mengalami tekanan akibat lirik-lirik mereka yang tegak menentang status quo ataupun mengkritik kekuasaan. Di Indonesia sendiri, selain Slank, beberapa musisi lain seperti Iwan Fals juga pernah mengalami sensor dan tekanan politik akibat lagu-lagunya yang bernuansa kritik sosial.
Yang menarik, dalam kasus "Gossip Jalanan", DPR dinilai tidak hanya bereaksi berlebihan, tetapi juga sangat terlambat. Gugatan yang baru muncul pada tahun 2008 terhadap lagu yang dirilis pada 2004 menunjukkan ketidakefektifan respons politik terhadap ekspresi seni. Kritik yang muncul pun lebih menyoroti bagaimana lembaga legislatif seolah memiliki prioritas yang kurang relevan dibandingkan dengan tugas utama mereka dalam membangun kebijakan yang pro-rakyat.
Mau tau nggak mafia di Senayan
Kerjaannya tukang bual peraturan
Bikin UUD ujung-ujungnya duit
Kacau balau
Kacau balau negaraku ini
Referensi
Editor KapanLagi.com. "Soal 'Gosip Jalanan', Slank Siap Layani Gugatan DPR." KapanLagi.com, 8 April 2008. https://musik.kapanlagi.com/berita/soal-gosip-jalanan-slank-siap-layani-gugatan-dpr-lqco0g5.html.
Kompas.com. "Heboh Lagu Gosip Jalanan Masih Berlanjut." Kompas.com, 8 April 2008. https://nasional.kompas.com/read/2008/04/08/18070429/~Nasional.
---------. "Slank: Kami Cuma Nyanyikan Gosip Jalanan." Kompas.com, 7 April 2008. https://megapolitan.kompas.com/read/2008/04/07/18272845/index-html.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI