Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Sarjana Hukum di UPN Veteran Jakarta || Nasionalis-marhaenis || Adil sejak dalam pikiran..

"Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya," ungkap Pramoedya A. Toer dalam Tetralogi Buru.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dinamika Jalan Damai Sunni-Syiah yang Tertunda: Dinasti Safawi, Kekuasaan, dan Evolusi Politik Islam

16 Februari 2025   04:04 Diperbarui: 16 Februari 2025   04:04 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Dinasti Safawi (Sumber: GettyImages)

Ulama Syiah mulai mengadopsi peran yang lebih terstruktur, berkembang menjadi Imam kependetaan dengan otoritas yang hampir mirip dengan gereja dalam agama Kristen. Mereka mendapatkan hak untuk membuat keputusan hukum secara independen (ijtihad) dan memainkan peran penting dalam kehidupan politik masyarakat Syiah.

G. Gerakan Pan-Islamisme dan Implikasinya

Pada abad ke-19, gerakan Pan-Islamisme muncul sebagai respons terhadap kolonialisme Eropa. Gerakan ini didominasi oleh Sunni dan bertujuan untuk menyatukan semua umat Islam di bawah satu kepemimpinan untuk melawan dominasi Barat. Meskipun ada beberapa upaya untuk melibatkan Syiah, perbedaan teologis dan rasa ketidakpercayaan di antara dua golongan ini tetap menjadi penghalang utama.

Meskipun dominasi Sunni dalam gerakan Pan-Islamisme begitu terlihat, ada beberapa upaya dari pihak Syiah untuk ikut serta. Salah satu contohnya adalah kontribusi dari anggota Dinasti Qajar, Abu Al-Hasan Mirza Jahanbani, yang menulis tentang hubungan antara Sunni dan Syiah di bawah kerangka diplomatik dan politik. Namun, upaya ini tidak mendapatkan dukungan yang signifikan dari ulama Syiah.

H. Tantangan terhadap Upaya Rekonsiliasi

Upaya rekonsiliasi sering kali gagal karena faktor-faktor seperti kebijakan Turkifikasi yang dilakukan oleh Turki Muda, serta kurangnya dukungan dari tokoh-tokoh sentral di kalangan Syiah yang lebih memilih sikap konservatif dan anti-konsitusionalisme.

I. Kesimpulan

Konflik antara Sunni dan Syiah adalah salah satu isu paling kompleks dan berkepanjangan dalam sejarah Islam. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk menciptakan perdamaian dan persatuan, ketegangan teologis dan politik terus menjadi penghalang besar. Upaya rekonsiliasi sering kali tidak berhasil karena terhambat oleh kepentingan politik, perbedaan ideologi, dan ketidakpercayaan yang mendalam dari kedua belah pihak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun