Menurut Aslam, pertanian yang terintegrasi dengan peternakan adalah hal yang bagus dan perlu didorong. Dia memberikan dampak istimewa.
"Kita punya 12 kecamatan, ada 6 yang kita dorong sebagai areal peternakan dan bisa mengadopsi ini. Sementara 6 kecamatan lainnya bisa ke usahan perikana pantai," katanya.
Bagi Aslam, 'Pelan itu Bagus' sejatinya menawarkan terobosan dan kebaruan. Memberikan dampak ekonomi dan kerjasama di antara peternak. Â
"Harapan kita ini bisa menginspirasi semua pihak termasuk Pemerintah Pusat sebab jika ini didukung secara luas pasti akan berdampak signifikan ke masa depan Indonesia juga." sebut Bupati yang mengaku pernah diundang lembaga PBB ke Colombia, Amerika Selatan di tahun 2016 terkait keberhasilannya dalam mengendalikan urusan kependudukan ini.
"Perbaikan layanan untuk bidang peternakan hingga mendorong proses teaching farm. Ada dana APBD untuk operasional dan pembelian semen," tambahnya lagi.
"Misalnya pembelian sperma (semen) ternak. Kita harus beli semen unggul. Selebihnya, terkait kandang, sapi, lokasi, itu partisipasi masyarakat," ucapnya.
"Ada dana 178 juta di 2017. Kalau 2016 sebanyak 120-an juta. Itu untuk penyediaan semen," sebutnya.
Bagi Aslam, inseminasi buatan yang ditangani dengan telaten, disiplin, kerjasama, akan dapat meningkatkan nilai jual sapi dan pendekatan inovtif Pelan Itu Bagus ini merupakan wahananya.
"Ini bisa ada tambahan 4 juta rupiah dengan gain seperti itu. Dan jika ini berjalan baik, masyarakat mulai melihat merasakan manfaatnya, saya yakin akan semakin banyak yang tertarik menerapkan metode yang kita dorong ini," katanya lagi.
Inspirasi untuk masa depan
Dari pertanyaan reflektif tentang apa yang bisa dikontribusikan oleh Pemerintah Pinrang terkait isu daging nasional kemudian muncul ide inovasi layanan inseminasi buatan khas Pinrang ini, pujian memang pantas diberikan.