Apakah keluarga selalu harus berarti rumah, kalau kenyataannya mereka membuatku ingin pergi?
Pertanyaan-pertanyaan itu menyakitkan. Tapi diam-diam, mereka juga jujur. Mereka lahir bukan dari kebencian, tapi dari keletihan yang tak tertampung. Aku tahu aku masih hidup, justru karena aku masih bertanya. Aku belum mati, justru karena aku masih marah, masih kecewa, masih merindukan sesuatu yang lebih dari semua ini.
Dan hari ini, aku ingin berhenti menjadi kuat, sebentar. Aku ingin mengakui bahwa aku lelah menjadi baik. Lelah menjadi orang yang selalu mengerti, selalu sabar, selalu memenuhi harapan. Aku ingin menjadi manusia yang biasa saja, yang boleh rapuh, boleh kecewa, boleh berhenti sejenak tanpa merasa bersalah.
Aku tak sedang mencari simpati. Aku hanya butuh ruang untuk kembali menjadi manusia. Mungkin pondok di tepi danau itu tak pernah ada. Tapi aku bisa membangunnya dalam tulisan ini, sebagai ruang sunyi, ruang jujur, tempat aku boleh kembali pada diriku sendiri.
Dan dari sanalah, mungkin, pelan-pelan, aku bisa mulai pulih.
Purabaya, April 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI