Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Cucurak, Tradisi Warga Bogor Sambut Ramadan

9 Mei 2019   06:57 Diperbarui: 9 Mei 2019   07:07 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cucurak di Kebun Raya Bogor. | Dokumentasi Enerly

Cucurak di mana kita?

Dua minggu menjelang Ramadan, ajakan untuk berkumpul bersama sebelum Ramadan biasanya mulai intens. Keluarga dan teman mulai mengusulkan waktu dan tempat untuk cucurak. Ada yang mengusulkan di rumah salah satu teman atau keluarga, ada juga yang mengajak pergi ke tempat makan favorit, atau objek wisata.

Saya dan keluarga biasanya cucurak ke tempat wisata. Bila waktu kosong lumayan panjang, biasanya kami pergi ke pantai, seringnya ke Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. Biasanya dari rumah kami sudah membawa bekal makanan, nasi timbel hingga sambal. Paling, saat sampai di Pelabuhan Ratu, hanya membeli ikan bakar secukupnya.

Kami biasanya pergi usai shalat subuh, pulang dari tempat wisata menjelang magrib. Bila terlalu letih pulang kembali ke Bogor pada hari yang sama, biasanya kami menginap di rumah salah satu keluarga di Sukabumi, Jawa Barat. Jarak Bogor-Pelabuhan Ratu lumayan jauh. Apalagi jalannya berkelok-kelok.

Biasanya kami pergi beramai-ramai dengan keluarga besar. Setiap keluarga biasanya membawa bekal makanan sendiri yang nanti dimakan beramai-ramai. Mirip-mirip potluck party. Bedanya, setiap keluarga membawa makanan lengkap, mulai dari nasi, lauk hingga sayuran. Nanti pas makan, tinggal tukar-tukaran sesuai selera, karena semua makanan dihidang di tempat yang sama.

Bila waktu kosong tidak terlalu panjang, biasanya kami hanya pergi ke Kebun Raya Bogor. Tujuan utamanya tetap makan-makan. Bedanya, bila di Pelabuhan Ratu menghabiskan waktu dengan berenang dan bermain air, di Kebun Raya hanya berlari-lari, bermain bola, atau jalan-jalan sambil berfoto ria.

Sesekali juga cucurak di rumah salah satu keluarga. Biasanya ini dilakukan bila jadwal cucurak berdekatan dengan acara arisan keluarga. Bila barengan dengan arisan keluarga, biasanya tuan rumah yang menyediakan makanan. Keluarga yang lain tinggal datang dan menikmati hidangan yang sudah disediakan.

Cucurak dengan Teman Sekolah dan Teman Kerja

Tak hanya dengan keluarga, acara cucurak juga kerap dilakukan dengan teman sekolah dan teman kerja. Saat masih tinggal di Bogor, saya dan beberapa rekan kerja biasanya cucurak ke tempat-tempat wisata yang ada di Bogor, mulai dari Kampung Budaya Sindang Barang, hingga Curug Nangka.

Cucurak sambil makan nasi liwet. | Dokumentasi Dhini Nurlaila
Cucurak sambil makan nasi liwet. | Dokumentasi Dhini Nurlaila

Biasanya kami konvoi menggunakan sepeda motor. Setelah puas berwisata, kami mampir ke tempat makan. Tak hanya satu tempat makan, biasanya beberapa tempat makan kami sambangi. Sekalian wisata kuliner. Apalagi sejak dulu Bogor memang terkenal dengan makanan-makan lezat yang "ramah kantong".

Kini cucurak sepertinya sudah semakin membudaya. Sudah beberapa tahun terakhir ini, tempat kerja saya dulu bahkan mengadakan acara cucurak secara resmi untuk karyawan. Semua karyawan berkumpul di areal kantor sambil memakan nasi liwet yang sudah dibubuhi aneka lauk. Nasi liwet itu dihidangkan di atas daun pisang.

Selain dengan teman kantor, cucurak juga biasanya diadakan dengan teman sekolah. Bila sudah lulus biasanya dilakukan sambil reuni. Hal tersebut seperti yang dilakukan teman-teman SMP saya dulu. Mereka cucurak di Kebun Raya Bogor beberapa hari sebelum Ramadan ini.

Mengeratkan Jalinan Silaturahmi

Tujuan utama cucurak adalah mengeratkan tali silaturahmi. Meski tinggal satu kota terkadang sulit untuk bertemu karena kesibukan masing-masing. Dengan teman kantor mungkin bisa bertemu setiap hari, tetapi suasananya terkadang tidak sesantai itu karena dikejar deadline pekerjaan.

Cucurak sebagai ajang silaturahmi. | Dokumentasi Enerly
Cucurak sebagai ajang silaturahmi. | Dokumentasi Enerly

Selain itu, cucurak juga merupakan ajang untuk bermaaf-maafan. Selama berinteraksi, bukan tidak mungkin terselip salah dan khilaf. Oleh karena itu, sebelum datang bulan suci, hati "dibersihkan" dengan bermaaf-maafan. Apalagi bermaaf-maaf dengan keluarga, teman, dan kerabat, sebelum Ramadan, juga disunahkan.

Selain itu, cucurak juga terkadang dijadikan sebagai ajang untuk mencicip makanan yang sudah lama diidamkan. Terkadang ingin makan suatu jenis makanan, tetapi entah kenapa tidak juga kesampaian. Nah, saat cucurak biasanya memaksakan diri untuk memakan makanan itu. Apalagi saat puasa kan waktu makan terbatas.

Berkumpul dengan teman dan keluarga dekat, sambil menikmati makanan lezat, memang nikmat. Itu makanya cucurak tetap menjadi tradisi yang dilakukan warga Bogor menjelang Ramadan. Ah, jadi kangen untuk cucurak dengan teman dan keluarga di Bogor. Sejak menikah tidak lagi ikut merayakan tradisi itu karena berpindah domisili ke luar kota. Ah, tunggu tahun depan ya. Salam Kompasiana! (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun